loading...
Direktori Belajar Ilmu -
OBSERVASI KE SDLB
LAPORAN OBSERVASI ASESMEN
D A N
PROGAM PEMBELAJARAN INDIVIDU
D A N
PROGAM PEMBELAJARAN INDIVIDU
Disusun oleh :
KELOMPOK
NO. | NAMA | NIM |
1. | JULKIFLY FAICO SIAHAAN | 822984475 |
2. | PASU MAWAR LINA NAINGGOLAN | 822875391 |
3. | YAYUK AGENG WEDARI | 8229844…. |
4. | VERANIKA | 822984404 |
5. | LIDYA SARI TANJUNG | 822………. |
6. | RUSMANIAR | 822………. |
7. | ARI KUSNANI | 822………. |
8. | NIKI ASTRA | 822………. |
Jurusan : PG - PAUD
PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR : LIMA PULUH, BATU BARA
2012 – 2013
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia yang tak terkira sehingga penulis dapat menulis Laporan Observasi Anak Berkelainan Khusus di SDLB Negeri No. Tahun Pembelajaran 2012/2013.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik isi maupun kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Lima Puluh, 19 Mei 2013
Penulis,
Nama Kelompok | NIM |
JULKIFLY FAICO SIAHAAN | 822984475 |
PASU MAWAR LINA NAINGGOLAN | 822875391 |
YAYUK AGENG WEDARI | 8229844…. |
VERANIKA | 822984404 |
LIDYA SARI TANJUNG | 822………. |
RUSMANIAR | 822………. |
ARI KUSNANI | 822………. |
NIKI ASTRA | 822………. |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna adalah manusia. Tetapi sering kali manusia kurang bersyukur atas pemberian Tuhan. Terkadang mereka sampai melakukan oprasi untuk memperindah bentuk tubuhnya atau agar mereka terlihat cantik atau tampan. Bahkan ada juga yang sampai melakukan oprasi untuk mengubah jenis kelamin. Mereka tidak pernah menyadari bahwa masih ada orang-orang diluar sana yang kurang beruntung dibandingkan dirinya, misalnya saja orang-orang yang berkebutuhan khusus. Orang menciptakan orang-orang berkebutuhan khusus bukan tanpa alasan. Melainkan Tuhan ingin menyadarkan makhluk-makhluknya untuk tidak sombong dan selalu bersyukur.
Orang-orang yang berkrbutuhan khusus sering diolok-olok dan dikucilkan. Padahal mereka juga memiliki hak yang sama dengan orang-orang nornal pada umumnya. Mereka juga mempunyai hak untuk menuntut ilmu, akan tetapi mereka tidak bisa sekolah di sekolah umum, melainkan di sekolah khusus untuk orang-orang yang berkebutuhan khusus (SLB).
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi kita agar selelu bersyukur, karena Tuhan menciptakan kita dengan kesempurnaan. Bukan hanya itu, kita juga hars bisa menghargai mereka dengan tidak mengucilkan atau mengolok-oloknya.
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apa saja jenis-jenis orang berkebutuhan khusus?
2. Bagaimana sistem pembelajaran yang digunakan untuk anak yang berkrbutuhan khusus?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk:
1. Mengetahui jenis orang-orang berkebutuhan khusus.
2. mengetahui cara atau sistem pembelejaran yang diberikan kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah rasa syukur kita kepada Tuhan karana telah menciptakan kita tanpa kurang suatau apapun.
2. Bisa manghargai keberadaan mereka dengan cara tidak mengucilkan atau mengolok-oloknya.
PROFIL SEKOLAH KUNJUNGAN
Nama Sekolah : SDLB Negeri
Nama Kepala Sekolah :
NIP :
Alamat :
Kelurahan :
Kecamatan :
Kota :
Provinsi : Sumatera Utara
Kode Area :
No. Telp :
No. Fax : -
E-mail :
a. NSS :
b. Jenjang Sekolah : Sekolah Dasar
c. Tahun Pendirian :
d. Tahun Beroperasi :
e. Kepemilikan Tanah :
§ Status Tanah :
§ Luas Tanah :
§ Status Bangunan Milik :
§ Luas Seluruh Bangunan:
f. Sekolah Dibuka Tahun :
WAKTU KUNJUNGAN
Kunjungan ini dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 18 Mei 2013
Kisaran, 18 Mei 2013
Ka. SDLB Negeri No.
( ……………………… )
Program Layanan
Program layanan atau kelas yang tersedia di SDLB Negeri No. antara lain:
a. Jurusan untuk tuna netra ( SLB - )
Anak tuna netra adalah anak dengan kebutuhan khusus berupa keterbatasan dalam indera penglihatan mata. Pada umumnya anak-anak ini memiliki kemampuan yang sama dengan anak-anak pada umunya, hanya dalam pembelajarannya merekan lebih cenderung menggunakan indera peraba dan pendengaran.
a. Jurusan untuk Tuna rungu ( SLB - )
Anak dengan kebutuhan ini adalah anak dengan keterbatasan melakukan komunikasi secara verbal. Mereka tidak bias menggunakan kata-kata seperti yang kita ucapkan. Dalam berkomunikasi mereka menggunakan bahasa isyarat atau komunikasi dengan simbol.
b. Jurusan untuk Tuna grahita ( SLB - )
Anak tuna grahita adalah anak yang memiliki keterbatasan berupa IQ yang kurang, yaitu dibawah 70, kurang tanggap, lebih banyak bergantung kepada orang lain, penampilan kurang proporsional, kecakapan bahasa kurang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-jenis Anak Berkebutuhan khusus
Dari hasil penelitan yang kami lakukan,jenis-jenis anak yang berkebutuhan khusus, terdapat 3 orang jenis anak yang yang berhasil kami teliti yaitu :
1. Anak Tunanetra
Tunanetra adalah gangguan daya penglihatan, berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat bantu khusus, mereka masih tetap memerlukan pendidikan khusus
Ciri-ciri :
1. Tidak mampu melihat
2. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter
3. Kerusakan nyata pada kedua bola mata
4. Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan
5. Mengalami kesulitan saat mengambil benda kecil disekitarnya
6. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering
7. Peradangan hebat pada kedua bola mata
8. Mata bergoyang terus
Kelompok yang Mengalami Keterbatasan Penglihatan :
• Mengenal bentuk atau obyek dari berbagai jarak
• Menghitung jari dari berbagai jarak
• Tidak mengenal tangan yang digerakkan
Kelompok yang Mengalami Keterbatasan Penglihatan yang Berat (Buta) :
• Yang tergolong mempunyai persepsi cahaya (light perception)
• Yang tergolong tidak memiliki persepsi cahaya (no light perception)
Layanan Pendidikan Tunanetra Dikelompokkan Menjadi:
• Mereka mampu membaca cetakan standart
• Mampu membaca cetakan standart dengan menggunakan kaca pembesar
• Mampu membaca cetakan besar (ukuran huruf:18)
• Mampu membaca cetakan kombinasi cetakan reguler dan catakan besar
• Membaca cetakan besar dengan kaca pembesar
• Menggunakan Braille tetapi masih bisa melihat cahaya (sangat berguna untuk mobilitas)
• Menggunakan Braille tetapi tidak punya persepsi cahaya
Keterbatasan Anak Tunanetra :
• Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru
• Keterbatasan dalam berinteraksi dengan lingkungan
• Keterbatasan dalam mobilitas
Kebutuhan Pembelajaran Anak Tunanetra :
Karena keterbatasan anak tunanetra, maka pembelajarannya harus mengacu kepada prinsip-prinsip:
Karena keterbatasan anak tunanetra, maka pembelajarannya harus mengacu kepada prinsip-prinsip:
• Kebutuhan akan pengalaman konkret
• Kebutuhan akan pengalaman memadukan
• Kebutuhan akan berbuat dan bekerja dalam belajar
Media Belajar Anak Tunanetra dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Kelompok buta dengan media pembelajarannya adalah tulisan Braille
• Kelompok Low Vission dengan medianya adalah tulisan awas yang dimodifikasi (huruf diperbesar, penggunaan alat pembesar tulisan)
Keterampilan Kompensatoris bagi anak Tunanetra :
• Keterampilan membaca dan menulis huruf Braille
• Keterampilan melakukan mobilitas: Perlu latihan Orientasi dan Mobilitas (kemampuan menemukenali lokasi, dan kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tepat dan aman
2. Anak Tunarungu
Tunarungu adalan seseorang yang kehilangaan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga mengalami gangguan dalam berkomunikasi. Fisik orang yang mengalami tunarungu tidak berbeda dengan anak normal pada umumnya, hanya saja saat meraka berbicara tanpa suara atau dengan suara yang kurang atau tidak jelas artikulasinya, atau tidak bisa mendengar atau kurang bisa mendengar dan berbicara atau bisa berbicara tapi tidak bisa mendengar atau sebaliknya.
Ciri khas anak tuna rungu bersifat kompleks, sukar untuk dapat diuraikan satu persoalan karena saling berpautan, pemerincian pembahasan beberapa segi yang penting di bawah ini dimaksudkan untuk menjelaskan uraian.
Ø Dalam segi fisik, dapat disebutkan sebagai berikut :
• Cara berjalannya kaku dan anak membungkuk. Hal ini disebabkan terutama terhadap alat pendengaran
• Gerakan matanya cepat agak beringas. Hal ini menunjukkan bahwa ia ingin menangkap keadaan yang ada di sekelilingnya.
• Gerakan kaki dan tangannya sangat cepat atau kidal. Hal tersebut tampak dalam mengadakan komunikasi dengan gerak isyarat.
• Pernafasannya pendek dan agak terganggu.
Ø Ciri khas dari segi intelegensi
Intelegensi merupakan faktor yang sangat penting dalam belajar, meskipun disamping itu ada faktor – faktor lain yang dapat diabaikan begitu saja seperti kondisi kesulitan, faktor lingkungan intelegensi merupakan motor dari perkembangan siswa.
Intelegensi merupakan faktor yang sangat penting dalam belajar, meskipun disamping itu ada faktor – faktor lain yang dapat diabaikan begitu saja seperti kondisi kesulitan, faktor lingkungan intelegensi merupakan motor dari perkembangan siswa.
Ø Ciri – ciri dari segi sosial
Perlakuan yang kurang wajar dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang berada di sekitarnya menyebabkan munculnya beberapa efek negatif seperti :
1) Perasaan rendah diri dan merasa diasingkan oleh keluarga atau masyarakat.
2) Perasaan cemburu dan salah sangka diperlakukan tidak adil
Perlakuan yang kurang wajar dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang berada di sekitarnya menyebabkan munculnya beberapa efek negatif seperti :
1) Perasaan rendah diri dan merasa diasingkan oleh keluarga atau masyarakat.
2) Perasaan cemburu dan salah sangka diperlakukan tidak adil
3) Kurang menguasai irama gaya bahasa.
Meskipun demikian sesuai dengan kemampuannya, pelajaran bahasa perlu diajarkan sebaik – baiknya, karena pergaulan biasa, apalagi komunikasi modern sangat memerlukan penguasaan baik secara aktif maupun pasif.
Ø Ciri – Ciri khas dari segi emosi
Kekurangan bahasa lisan dan tulisan seringkali menyebabkan siswa tuna rungu akan menafsirkan sesuatu negative atau salah dalam hal pengertiannya. Hal ini disebabkan karena tekanan pada emosinya
Kekurangan bahasa lisan dan tulisan seringkali menyebabkan siswa tuna rungu akan menafsirkan sesuatu negative atau salah dalam hal pengertiannya. Hal ini disebabkan karena tekanan pada emosinya
3. Anak Autisme
Anak autis adalah kondisi anak yang mengalami gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial dan afektif, komunikasi verbal dan non-verbal, imajinasi, fleksibilitas, minta, kognisi dan atensi. Ini suatu kelainan dengan ciri perkembangan yang terlambat atau yang abnormal dari hubungan sosial dan bahasa. Hembing (2002, 1), menyatakan bahwa autis adalah gangguan perkembangan pada anak yaitu gangguan perkembangan neurobiologis yang disertai dengan beberapa masalah seperti masalah autoiminitas, gangguan pencernaan, dysbiosis pada usus, gangguan integrasi sensori, keracunan logam berat, ketidakseimbangan asam amino dalam tubuh, jamur candida, bocor usus, abnormalitas sosial dan komunikasi, keterbatasan aktivitas dan minat serta masalah neorologis lainnya. Jadi anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan fungsi otan yang ditandai dengan adanya kesulitan pada kemampuan interaksi sosial, komunikasi dengan lingkungan, perilaku dan adanya keterlambatan pada bidang akademis.
Jenis-jenis Autis
Berdasarkan waktu munculnya gangguan perkembangan autis dapat dibedakan sebagai berikut:
Ø Autis sejak lahir
Gejala ini dapat di deteksi sejak umur 4-6 bulan, namun biasanya orangtua baru tahu setelah anak berumur 2 tahun. Dicurigai adanya keterlambatan bicara dan jika dapat diketahui sejak lahir maka peluang sembuh lebih besar.
Ø Autis Regresif
Perkembangan anak sejak lahir normal seperti anak lainnya, tetapi setelah 1,5- 2 Tahun ada kemunduran dengan perkembangannya. Beberapa keterampilan yang telah diperoleh tiba-tiba hilang dan muncul kemampuan baru. Kontak mata hilang saat berbicara dengan orang lain, biasanya orang tua menyadari ketika umur anak 2 tahun dan membawanya ke dokter.
Sementara itu, Yatim (2002) mengelompokkan anak autis menjadi 3 jenis sebagai berikut:
a. Autis persepsi
Autis persepsi dianggap autisme asli dan disebut juga autisme internal (endogenous) karena kelainan sudah timbul sebelum lahir. Gejala yang dapat diamati sebagai berikut:
• Rangsangan dari luar yang kecil maupun yang kuat, akan menibulkan kecemasan. Tubuh akan mengadakan mekanisme dan reaksi pertahanan hingga terlihat pengembangan masalah.
• Banyaknya pengaruh rangsangan dari orang tua, tidak bisa ditentukan. Orang tua tidak ingin peduli terhadap kebingungan dan kesengsaraan anak,
• Pada kondisi begini orang tua baru peduli atas kelainan anaknya sambil menimbulkan rangsangan-rangsangan yang dapat memperat kebingungan anak,
• Pada saat ini si bapak menyalahkan si ibu karena kurang memiliki kepekaan naluri keibuan. Si bapak tidak menyadari halk tersebut malah memperberat kebingungan anak.
b. Autis Reaktif
Pada autis reaktif penderita membuat gerakan-gerakan tertentu yang berulang-ulang dan kadang-kadang disertai kejang-kejang
c. Autis yang timbul kemudian
Kelainan di kenal setelah anak agak besar, sehingga sulit memberikan pelatihan dan pendidikan untuk mengubah perilaku yang sudah melekat.
Penyebab Anak Autisme
Gangguan autistik disebabkan oleh:
• Family (2 % pada saudara kandung lain),
• Abnormalitas kromosom,
• Prenatal, adanya beberapa penyakit tertentu seperti : Rubella, sipilis, Tuberus sclerosis,
• Neonatal, Lahir dengan alat bantu, premature, berat bayi lahir rendah, usia kandungan yang kurang dari 9 bulan,
• Pascanatal, jatuh pada syaraf tertentu maka pada hati-hati kalau jatuh jangan sampai terkena kepala atau tulang belakang, dan penyakit tertentu seperti sipilis,
• Anak autisme dapat diketahui faktor penyebabnya 20-30 %.
Karakteristik Anak Autis
Karakteristik anak autis merupakan prilaku khas yang meliputi pengetahuan, sikap atau ucapan yang sering ditunjukkan jika dihadapkan pada suatu objek atau situasi tertentu yang dapat mendorong tertunjuknya prilaku tersebut. Karakteristik anak autisme disebut juga dengan trias autistik yang meliputi tiga gangguan yaitu:
Ø Gangguan atau keanehan dalam berinteraksi dengan lingkungan (orang sekitar, obyek dan situasi)
Ø Gangguan dalam kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal
Ø Gangguan atau keanehan dalam berprilaku motorik, minat yang terbatas dan respon sensoris yang kurang memadai. Lebih lanjut Yuniar (2002) merinci karakteristik anak autis sebagai berikut.
o mempertahankan rutinitas atau sulit menyesuaikan diri dengan perubahan
o terlambat dalam perkembangan bahasa
o sering ngoceh atau menggunakan bahasanya sendiri
o bila sudah bisa berbicara sulit diajak berdialog
o sering menarik tangan orang dewasa bila menginginkan sesuatu
o kadang menirukan pertanyaan atau suara yang di dengarnya
o menangis, tertawa atau marah tanpa sebab yang jelas
o Menyendiri atau acuh pada suasana sekitar,
o Takut pada benda, suara atau suasana tertentu,
o Kadang mengamuk bila keinginan tidak terpenuhi,
o Sulit bermain dengan teman sebaya,
o Kontak mata sangat kurang,
o Sulit diajak dengan cara yang biasa,
o Cara bermain yang tidak wajar dan monoton, seperti senang membuang-buang, membariskan barang-barang, memutar benda, membuka-buka buku,
o Suka sekali benda tertentu, seperti botol shampoo, alat dapur, karet gelang, dan merobek-robek kertas,
o Kurang sensitif atau sangat sensitif terhadap rasa sakit,
o Hiperaktif atau sangat sensitive terhadap rasa sakit,
o Cuek bila diajak bicara,
o Menutup telinga bila mendengar suara tertentu,
o mencederai diri sendiri atau orang lain yang didekatinya
o senang pada benda yang berputar
o tak tertarik pada mainan atau menggunakan mainan tidak sesuai dengan fungsinya
o tidak bisa bermain dengan pura-pura
o sering melakukan gerakan yang beulang-ulang
Karakteristik anak autis meliputi aspek-aspek berikut
Ø Kesulitan berkomunikasi (verbal dan non verbal)
a. Jika berkeinginan sesuatu dengan menarik tangan orag lain untuk mendapatkan itu
b. Kaku dengan kegiaan rutin mereka
c. Lebih tertarik terhadap benda daripada manusia
Ø Gerak motorik yang berulang-ulang seperti
a. Hyperaktif (aktif bergerak sepanjang hari)
b. Hypoaktif (diam sepanjang hari)
c. Tidak menyadari atas kehadiran orang lain
d. Menunjukkan kegiatan bermain yang tertinggal jauh dengan anak seusianya,
e. Hand flapping artinya sering mengepak-ngepakkan tangan atau jari.
Kriteria anak Autis
Kriteria anak autis yang digunakan pada usia dini adalah berdasarkan diagnosis secara klinis yaitu criteria DSM-IV ( Diagnositik and Statistik Manual-IV) yang dikembangkan oleh kelompok psikiater anak diamerika tahun 1994 (Lumbantobing, 2001-85).
Ø Gangguan kualitatif interaksi sosial,bermanifestasi pada
a. Gangguan yang nyata pada perilaku non verbal multiple
b. Gagal mengembangkan hubungan antar sebaya sesui dengan tingkat-tingkat perkemangannya
c. Kurang spontanitas membagi kegembiraan, kesenangan dan interes
d. Kurang hubungan sosial emosional secara timbale
Ø Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi seperti
a. terlambat atau tidak perkembangan bahasa lisan
b. pada individu yang bicaranya memadai, terdapat gangguan yang nyata ada kemampuan memulai dan mempertahan kan percakapan dengan orang lain
c. penggunaan bahasa stereotype
d. kurang ragan bermain yang memadai atau bermain sosial imitasi sesuai dengan tingkat perkembangan
Ø Gangguan perilaku, interes dan aktifitas yang bermanifestasi pada
a. perhatian terpaku pada salah satu objek
b. gerakan yang stereotype dan repetitive
c. tampak ritual-ritual spesifik dilakuakn anak yang sifatnya non fungsional
d. perhatiannya terfokus pada bagian-bagian suatu objek.
BAB III
HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
A. Hasil Observasi
Observasi kami laksanakan pada hari kamis tanggal 18 Mei 2013 pukul 08.00 wib di SLB Negeri No. , kami mendapatkan data - data 3 orang anak didik yang memilik kelainan khusus yang berbeda dan memperoleh informasi-informasi sebagai berikut:
1. Identitas anak didik ( Tuna netra )
Nama :
Tempat, Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Urutan Kelahiran
Anak ke :
Jumlah bersaudara :
Nama orang tua
Ayah :
Ibu :
Tingkat pendidikan : SD
Kelas :
Ciri khusus :
2. Identitas anak didik ( Tuna rungu )
Nama :
Tempat, Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Urutan Kelahiran
Anak ke :
Jumlah bersaudara :
Nama orang tua
Ayah :
Ibu :
Tingkat pendidikan : SD
Kelas :
Ciri khusus :
3. Identitas anak didik ( Autisme )
Nama :
Tempat, Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Urutan Kelahiran
Anak ke :
Jumlah bersaudara :
Nama orang tua
Ayah :
Ibu :
Tingkat pendidikan : SD
Kelas :
Ciri khusus :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pembelajaran untuk anak yang berkebutuhan khusus tidak jauh berbeda dengan anak normal. Cuma cara pengajarannya atau penyampaiannya sedikit agak berbeda. Anak berkebutuhan khusus juga diajarkan pelajaran-pelajaran umum dan seperti akan lulus sekolah, dilakukan ujian nasional seperti yang ada di sekolah umum, akan tetapi pelajaran atau soal yang diajarkan atau diberikan sedikit agar lebih ringan.
Anak dengan kebutuhan khusus bukanlah aib dan bukanlah tidak dapat berprestasi. Mereka memang memiliki kekurangan, akan tetapi dibalik kekurangan mereka terdapat kelebihan yang sangat membanggakan. Anak-anak dengan kebutuhan khusus juga dapat berprestasi, dan mereka berhak mendapatkan pendidikan seperti anak normal lainnya.
Dibalik kekurangan pasti ada kelebihan, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan ini. Dimana anak dengan kekurangan sebenarnya bisa berprestasi juga tergantung bagaimana peran orang tua serta pendidik dalam mendidik anak-anak tersebut. Kita sebagai orang yang mungkin memiliki kesempurnaan, hendaknya mau bersyukur karna diluar sana masih ada orang dengan keterbatasan yang dimilikinya.
3.2 Saran
Karena keterbatasan waktu, maka penelitian ini sangatlah terbatas. Semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan pembelajaran untuk masyarakat umum.
Kumpulan Photo
Kumpulan Photo
Kumpulan Photo
Tidak ada komentar: laporan observasi ke SDLB ( FAICO SIAHAAN ZULKIFLY )
Posting Komentar