loading...
Direktori Belajar Ilmu -
PAUD DAN PERENCANAAN PEMBELAJARANYA (PENGEMBANGAN SILABUS PAUD)
PAUD DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN NYA ( PENGEMBANGAN SILABUS PAUD)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rakhmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tulisan berjudul PAUD dan Perencanaan Kegiatan Belajarnya (mengenalkan pengembangan Silabus dalam PAUD) ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan semakin gencarnya dukungan pemerintah terhadap PAUD, saya mengharapkan tulisan ini dapat menambah wawasan sesama pendidik PAUD untuk meningkatan kualitas mendidik dan mengajarnya, sehingga dapat menjadi pendidik PAUD yang profesional dan menghasilkan generasi bangsa yang berkarakter mulia.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih memiliki kekurangan-kekurangan sehingga sudilah kiranya apabila ada yang memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan di masa mendatang. Dan akhirnya saya berharap semoga apa yang disajikan dalam tulisan ini memberikan manfaat kepada berbagai pihak pada umumnya dan saya khususnya.
12 Mei 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 yang menyebut pendidikan untuk anak usia 0 sampai 6 tahun dengan nama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1, pasal 1, butir 14 mengatakan, “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Banyak batasan yang diberikan terhadap program PAUD, namun dalam hal ini UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan anak usia sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Tulisan ini menyajikan tahapan perencanaan kegiatan pembelajaran di PAUD yang di harapkan dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang sistematis dan terarah pada tujuan PAUD. Karena berangkat dari perencanaan yang benarlah keberhasilan dapat di wujudkan. Gagal merencanakan, berarti sudah merencanakan kegagalan.
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai praktisi PAUD sejak tahun 2006 hingga kini, karena faktor yang berkaitan dengan SDM, dalam proses pembelajaran PAUD masih banyak pendidik yang belum memahami dengan baik dan benar bagaimana selayaknya merencanakan pembelajaran yang berfokus pada tingkat perkembangan anak usia dini, sehingga kegiatan belajar yang berlangsung dirasa kurang efektif dan efisien.
Dengan semakin gencarnya dukungan pemerintah terhadap PAUD, penulis mengharapkan tulisan ini dapat menambah wawasan sesama pendidik PAUD untuk meningkatan kualitas mendidik dan mengajarnya, sehingga dapat menjadi pendidik PAUD yang profesional dan menghasilkan generasi bangsa yang berkarakter mulia.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah merencanakan kegiatan belajar pada satuan PAUD
C. Batasan Masalah
Karena kegiatan belajar dan bermain pada tahap pendidikan anak usia dini memiliki banyak metode dan model pembelajaran, maka penulis menyampaikan bahwa tulisan ini hanya membahas rancangan pembelajaran pada PAUD dengan model pembelajaran BCCT atau sistem sentra.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tingkat Perkembangan Anak Usia Dini
Dalam Permendiknas no.58 tahun 2009 di jelaskan bahwa Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. Pertumbuhan anak yang mencakup pemantauan kondisi kesehatan dan gizi mengacu pada panduan kartu menuju sehat (KMS) dan deteksi dini tumbuh kembang anak.
Pendidikan anak usia dini dalam pengembangan aspek-aspek pembelajarannya mengacu pada standar kompetensi anak usia dini sebagai berikut.
- Moral dan nilai-nilai agama
Secara umum, nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan adalah perilaku positif, kemandirian, disiplin, kejujuran dan perilaku lainnya. Selain itu Anak dididik melalui proses pembiasaan ajaran-ajaran dan ibadah sesuai agamanya masing-masing.
- Sosial dan Emosional
Anak di didik untuk dapat mengembangkan kemampuan sosial melalui proses sosialisasi. Melalui aspek ini anak dibekali dengan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya, tentunya melalui proses pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus.
- Fisik/motorik
Dalam hal ini pendidik harus mampu merangsang perkembangan fisik dan motorik anak sesuai dengan usia perkembangannya. Hal itu dapat dilakukan dengan berbagai permainan-permainan edukatif.
- Bahasa
Dalam aspek ini, anak didorong untuk menguasai kemampuan berkomunikasi sesuai dengan masa perkembangannya. Kemampuan berbahasa dilihat dari usia perkembangan anak dapat dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode prelinguistik (0-1 tahun) dan periode linguistik (1-5 tahun).
- Kognitif
Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu periode sensorimotorik (usia 0-2 tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode operasional konkrit (7-11 tahun) dan periode operasional formal (usia 11 sampai dewasa).
- Seni
Kemampuan di bidang seni dapat dikembangkan dalam musik, seni tari, seni gambar dan keterampilan lainnya.
Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan.
B. PENGERTIAN KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELLIGENCES)
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ.
Dari beberapa klasifikasi kecerdasan, yang selalu sebagai acuan psikolog adalah klasifikasi menurut Howard Gardner. Gardner dengan “Teori Multi Kecerdasan” mengatakan bahwa , “ IQ tidak boleh dianggap sebagai gambaran mutlak, suatu entitas tunggal yang tetap yang bisa diukur dengan tes menggunakan pensil dan kertas. Ungkapan yang tepat adalah bukan seberapa cerdas Anda, tetapi bagaimana Anda menjadi cerdas”. (2002: 58).
Setiap orang memiliki beberapa tipe kecerdasan. Gardner mendefinisikan kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang bernilai dalam satu latar belakang budaya atau lebih. Dengan kata lain kecerdasan dapat bervariasi menurut konteksnya. Dalam bukunya Frames of Mind Gardner menawarkan delapan jenis kecerdasan manusia, sebagai berikut:
1. Kecerdasan Linguistik (Bahasa). Kecerdasan menganalisa dan menyusun pikiran melalui kata-kata ketika berbicara, menulis dan membaca. Pendekatan yang sesuai adalah
· Sering di ajak bercakap-cakap
· Baca cerita berulang-ulang
· Rangsang untuk dapat menceritakan kembali
· Jangan memotong cerita anak
· Menyanyikan lagu-lagu
· Membahas isi syair/lagu
2. Kecerdasan Logis-Matematis. Kecerdasan yang berkaitan dengan mengelola hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Pendekatan yang sesuai adalah
· Mengelompokkan benda-benda, mainan
· Menghitung, merangkai, menyusun mainan
· Bermain angka, halma, congklak
· Bermain tebak-tebakan, puzzle
· Bermain monopoli, permainan computer
· Mengerjakan tugas-tugas matematik
3. Kecerdasan Visual-Spasial. Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan tersebut. Pendekatan yang sesuai:
· Mengamati gambar, foto
· Merangkai, membongkar lego
· Menggunting, melipat, menggambar
· Bermain rumah-rumahan
4. Kecerdasan Musikal. Kemampuan mengelola atau memanfaatkan sesuatu yang berkaitan dengan irama, nada dan suara termasuk suara yang bersumber dari alam. Pendekatan yang sesuai :
· Mendengarkan music, lagu bervariasi
· Menyanyikan lagu
· Mengikuti irama dan nada
· Memainkan alat musik
5. Kecerdasan Kinestik-Tubuh. Kecerdasan seluruh tubuh yang di miliki manusia untuk menyatakan perasaan, mengembangkan ide, bahkan menyelesaikan masalah. Pendekatan yang sesuai :
· Berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk
· Berjalan diatas satu garis
· Berlari, melompat, melempar, menangkap
· Senam, olahraga permainan, menari
6. Kecerdasan Interpersonal (social). Kemampuan dalam memahami suasana hati, maksud, motivasi, perasaan dan cara berpikir seseorang, pendekatan yang sesuai :
· Bermain dengan anak yang lebih muda dan lebih tua
· Saling berbagi kue, makanan dan mainan
· Mengalah, meminjamkan mainan
· Bekerjasama membuat sesuatu
· Permainan mengendalikan diri
· Mengenal berbagai suku, budaya dan agama
7. Kecerdasan Intrapersonal. kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut, pendekatan yang sesuai :
· Menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita
· Menceritakan pengalaman
· Berkhayal, mengarang cerita
8. Kecerdasan Naturalis. Kemampuan mengingat, mengkategorikan, mengenali, menganalisis, atau menguasai pengetahuan lingkungan alam. Pendekatan yang sesuai :
· Menanam biji hingga tumbuh
· Memelihara tanaman, hewan
· Berkebun
· Wisata di hutan, gunung, sungai, pantai
· Mengamati langit, awan, bulan, bintang
· Membahas kejadian gejala alam seperti hujan, angin, banjir, siang, malam.
C. JENIS MAIN DAN SENTRA DI PAUD BERDASARKAN METODE BCCT DAPAT MENGOPTIMALKAN PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELEGENCE SEJAK USIA DINI.
Di PAUD Anak-anak belajar melalui permainan mereka. Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan bahan, benda, anak lain, dan perhatian orang dewasa menolong anak-anak berkembang secara fisik, emosi, kognisi, dan sosial. Teori dan penelitian bermain seharusnya menjadi dasar untuk program anak usia dini yang bermutu tinggi. Metode BCCT (BeyondCenters and Circle Times)atau Sistem Sentra Dalam Lingkaran merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan (scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak. Empat pijakan tersebut adalah
- Pijakan lingkungan main
- Pijakan sebelum main
- Pijakan selama main
- Pijakan setelah main
Pijakan adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai anak yang diberikan sebagai pijakan untuk mencapai perkembangaan yang lebih tinggi.
Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan bermain yang bermutu tinggi untuk anak usia dini mendukung tiga jenis bermain yang dikenal dalam penelitian anak usia dini (Weikart, Rodgers, & Adcock, 1971) dan teori dari Erik Erikson, Jean Piaget, Lev Vygotsky, dan Anna Freud:
· Sensorimotor atau main fungsional
· Main peran (mikro dan makro)
· Main pembangunan (sifat cair/bahan alam & terstruktur)
Saat lingkaran adalah dimana pendidik (Guru/Kader/Pamong) duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main
Setiap sentra memiliki tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dan mendukung tiga jenis main yang akan mendukung program pendidikan anak usia dini yang bermutu tinggi. Oleh karena itu dalam merancang dan menata kegiatan bermain yang bermutu, seorang guru harus memperhatikan proses perkembangan anak, baik dari segi materi, kegiatan, bahan-bahan, dan alat-alat main. Penataan lingkungan sentra yang baik dan tepat akan menjadi salah satu model pembelajaran bagi anak agar dalam bermain dan bekerja mereka mengerti akan urutan dan ketuntasan.
Contoh sentra yang dikembangkan pada PAUD yaitu : Sentra Ibadah (Agama Islam dan Wawasan Kebangsaan), Sentra Persiapan 1-2-3 (matematika), Sentra Persiapan A-B-C (bahasa), Sentra Seni dan Kreatifitas, Sentra Bahan Alam (sains, masak,sensorimotor), Sentra Bermain Peran, Sentra Balok, Sentra Olah tubuh dan musik, dan Sentra Bahasa Inggris.
Sentra Olah Tubuh dan Musik
Tujuan: mengembangkan kemampuan motorik kasar (gross motor) anak usia dini.
Kegiatan bermain dilakukan untuk melatih: kelenturan, keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan kekuatan anak. Melalui kegiatan:
a. melempar, menangkap, memantulkan dan menendang bola atau kantong bijian (koordinasi) berjalan maju, mundur, ke samping dan di atas papan titian, berdiri satu kaki serta engklek (keseimbangan)
b. memanjat, berlari, merayap dan merangkak (kekuatan)
c. ritmik (kelincahan)
Sentra Balok
Tujuan : terutama untuk mengembangkan kemampuan visual spasial dan matematikaanak usia dini. Kegiatan bermain balok yang dilakukan anak dapat mengembangkan:
a. Kognitif klasifikasi, arah, urutan, perbandingan, simbol, berfikir divergen dan logis.
b. Matematika : area, ukuran, ruang, bentuk, angka, peta, pola, estimasi, penambahan dan seriasi.
c. Sains : berat, tinggi, gaya gravitasi, simetri keseimbangan, tekstur, sebab akibat, visual spasial, mesin sederhana.
d. Keaksaraan : memberi nama, kosa kata, bercerita, struktur kalimat, membuat dan menggunakan tanda, menulis dan membaca buku.
e. Motorik: koordinasi, persepsi visual, orientasi spasial, motorik halus.
f. Sosial Emosi : percaya diri, keberhasilan, inisiatif, kerjasama, negosiasi, kompromi, respon, kepemimpinan, dan ekspresi emosi.
g. Kreativitas : pemecahan masalah, menemukan solusi baru, dan eksplorasi sensori
Sentra Bermain Peran
Tujuan : mengembangkan kemampuan berbahasa dan bermain peran atau simbolic play anak usia dini. Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain peran yang dapat melatih kemampuan:
a. mendengar, berbicara, pra-membaca dan pra-menulis (Bahasa)
b. memerankan suatu peran, menggunakan alat tertentu dan menyusun ide cerita (bermain peran).
c. Percaya diri, keberanian, spontanitas, kerjasama, kompromi, reaksi emosi yang wajar, tenggang rasa, kepemimpinan dan inisiatif
d. Agama Islam : wudhu, sholat, salam, kalimat thoyyibah, mengenal Allah dan kisah Nabi, akhlakul karimah
Sentra Seni dan Kreatifitas
Tujuan : mengembangkan kemampuan seni rupa, seni bentuk, seni suara, seni musik, seni gerak dan kreativitas anak usia dini. Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain yang dapat melatih kreativitasnya dalam:
a. Seni rupa dan seni bentuk menggambar, mewarnai, ekspresi warna, melukis, membentuk, kolase, mozaik pra-menulis
b. Pengalaman motorik halus : menggunting, meronce, menganyam, mencocok, menjahit dan merobek
c. Seni suara dan seni musik : menyanyi, mengucapkan syair, bertepuk pola, membuat dan memainkan alat musik perkusi.
d. Seni gerak : ritmik, senam, menari, dan pantomin
Sentra Bahan Alam
Tujuan : mengembangkan kemampuan sains dan sensori motor anak usia dini.
Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk
a. mengenal konsep sains melalui percobaan-percobaan sains sederhana dan membuat ”experiment chart”
b. mengenal konsep sains melalui proses memasak makanan / minuman dan membuat ”cooking chart”
c. melatih sensorimotornya melalui eksplorasi dengan air, pasir, biji-bijian, tepung, batu, daun, kayu, kerang, tanah liat, dan bahan alam lainnya (bermain air, bermain pasir dan bermain bahan alam lain)
d. berkarya dengan media air, pasir dan bahan alam (biji-bijian, tepung, batu, daun, kayu, kerang, tanah liat, dll)
e. Bekerjasama, kepemimpinan, kesabaran, keberanian dalam eksperimen sederhana dan memasak
Sentra persiapan ABC
Tujuan : mengembangkan kemampuan keaksaraan atau literacy anak usia dini.
Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain yang dapat melatih kemampuan:
a. mendengar : urutan kata, membedakan kata dengan suku awal / akhir yang sama, instruksi sederhana dan menceritakan kembali
b. berbicara : menyebutkan identitas diri, bercerita dengan urut, bercerita dengan melengkapi kalimat (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan), membuat gambar dan menceritakannya
c. pra-membaca : mengelompokkan kata-kata sejenis, mengurutkan dan menceritakan gambar seri, membaca buku cerita dengan kalimat sederhana, menghubungkan tulisan dengan simbol yang melambangkannya / gambar yang sesuai
d. pra-menulis : membuat berbagai coretan, menguatkan pengalaman motorik halus (menggunting, menjahit, menganyam, mencocok, meronce, merobek), membuat tulisan tentang gambar yang dibuat, menulis kata bersuku awal sama, berhuruf awal / akhir sama, mencontoh tulisan
Sentra Persiapan 123
Tujuan : mengembangkan kemampuan matematika, berpikir logis dan kritis anak usia dini. Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk mengenal:
a. konsep bilangan : urutan bilangan, membilang dengan benda, menghubungkan lambang bilangan dengan benda dan membedakan jumlah sama-tidak sama, lebih banyak-lebih sedikit
b. konsep bentuk geometri: membuat bentuk geometri, mengelompokkan dan memasangkan benda tiga dimensi dengan bentuk geometri dan tangram
c. konsep ruang : menyusun puzzle
d. konsep ukuran : panjang, berat dan volume dengan alat ukur non standar dan standar
e. konsep waktu : hari, tanggal, bulan, tahun, jam, konsep waktu (hari ini, besok), dan kegiatan sehari-hari sesuai waktunya.
f. konsep operasi bilangan : memahami konsep matematika sederhana, penambahan dan pengurangan dengan benda
g. konsep urutan pola: membuat sendiri 2 s.d. 5 urutan pola dengan berbagai benda
h. Mapping dan problem solving : maze, membuat peta/maze sendiri
i. Grafik: mengumpulkan data teman satu kelas dengan menggambar dan mengklasifikasikannya
Sentra Ibadah
Tujuan : meningkatkan pemahaman tentang agama islam dan wawasan kebangsaan anak usia dini. Di sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk mengenal:
a. Agama islam : rukun islam (syahadat, sholat, puasa, zakat, haji), rukun iman / akidah (iman kepada Allah, malaikat, nabi dan rosul, kitab Allah, hari akhir), al-qur’an (mengaji) dan akhlak (mengucapkan kalimat thoyyibah, akhlakul karimah, salam, ...)
b. budaya Indonesia : bahasa, rumah adat, tata krama, gotong royong, permainan tradisional, seni lukis tradisional, seni drama / wayang, seni tari tradisional, pakaian adat, flora-fauna Indonesia, dan kekayaan alam Indonesia.
Sentra Inggris
Tujuan : meningkatkan kemampuan bahasa inggris anak usia dini melalui ke-giatan bermain yang menyenangkan. Kegiatan berupa :
a. Mengembangkan kosa kata anak / Vocabulary
b. Mengucapkan instruksi sederhana dan pertanyaan sederhana, menyanyikan lagu sederhana / Speaking Mendengarkan cerita-cerita sederhana, melihat mendengarkan VCD dan memainkan software pendidikan berbahasa inggris di laboratorium komputer / Listening. Dilengkapi arena bermain luar, ruang transit, laboratorium komputer anak, perpustakaan, layanan konseling, dan UKS.
Contoh sentra tersebut diatas bukan merupakan standar keharusan. Pengadaan sentra dapat diatur flexible, sesuai dengan kemampuan fasilitas sekolah. Pengadaan sentra idealnya bersinergi dengan perwujudan visi dan misi sekolah yang tetap mengacu pada tingkat perkemabangan anak..
Setiap sentra hendaknya memiliki tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak dan mendukung tiga jenis main, artinya, jika pendidik merencanakan kegiatan dalam sentra seni, dengan kegiatan melukis dengan jari (finger painting) misalnya, maka dalam kegiatan ini, anak di arahkan dalam kegiatan yang melatih sensorimotoriknya, yakni gerakan jari tangannya saat melukis, mendapatkan kebebasan berekpresi (main perannya) dan juga dilatih motorik kasarnya sebagai bagian dari main pembangunan. Seluruh kegiatan tersebut pada akhirnya akan mengembangkan aspek pembelajaran melalui pengembangan agama, moral kognitif, bahasa, fisik serta sosial emosi anak sesuai dengan tema yang dipilih sebagai kerangka pembelajaran dan bertujuan mengoptimalkan pengembangan potensi multiple intelegence (kecerdasan jamak) anak PAUD.
Dengan pendekatan BCCT proses pembelajaran di PAUD diharapkan mampu berjalan secara alamiah dalam bentuk kegiatan yang ditujukan agar anak belajar dengan mengalami bukan hanya sekedar mengetahui ilmu yang ditransfer oleh pendidik saja. Pembelajaran yang berpusat pada anak dan peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator dan menyeimbangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, untuk mengasah kecerdasan jamak (multiple intelligence)serta pengembangan karakter anak secara holistik sejak dini merupakan ciri dari metode BCCT ini. Kegiatan anak berpusat pada sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat minat yang memiliki standart operasional prosedur yang baku dan memiliki pijakan-pijakan dalam proses pembelajarannya selain itu penerapan BCCT tidak bersifat kaku. Dapat dilakukan secara bertahap, sesuai situasi dan kondisi setempat.
E. PROSEDUR PEMBELAJARAN SENTRA
1. Penataan Lingkungan Main
- Sebelum anak datang, pendidik menyiapkan bahan dan alat main yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun.
- Pendidik menata alat dan bahan main yang akan digunakan sesuai dengan kelompok usia yang dibimbingnya.
- Penataan alat main harus mencerminkan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.
2. Penyambutan Anak
Sambil menyiapkan tempat dan alat main, agar ada seseorang pendidik yang bertugas menyambut kedatangan anak. Anak-anak langsung diarahkan untuk bermain bebas dulu dengan teman-teman lainnya sambil menunggu kegiatan dimulai. Sebaiknya para orangtua/pengasuh sudah tidak bergabung dengan anak.
3. Main Pembukaan (Pengalaman Gerakan Kasar)
Pendidik menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan dilakukan. Kegiatan pembuka bisa berupa permainan tradisional, gerak dan music, atau sebagainya. Satu kader yang memimpin, kader lainnya jadi peserta bersama anak (mencontohkan). Kegiatan main pembuka berlangsung sekitar 15 menit.
4. Transisi
- Setelah selesai main pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak-tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah anak tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk minum atau ke kamar kecil.
- Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masing-masing pendidik siap di tempat bermain yang sudah disiapkan untuk kelompoknya masing-masing.
5. Kegiatan Inti Di Masing-Masing Kelompok
a. Pijakan pengalaman sebelum main
Pendidik dan anak didik duduk melingkar.
Pendidik meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja yang tidak hadir hari ini (mengabsen). Lalu berdoa sebelum belajar, mintalah anak secara bergilir siapa yang akan memimpin doa hari ini
Pendidik menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.
Pendidik membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah membaca selesai, kader menanyakan kembali isi cerita.
Pendidik mengaitkan isi cerita dengan kegiatan main yang akan dilakukan anak.
Pendidik mengenalkan semua tempat dan alat main yang sudah disiapkan.
Dalam memberi pijakan, pendidik harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak, sesuai dengan rencana belajar yang sudah disusun.
Pendidik menyampaikan bagaimana aturan main, memilih teman bermain, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat, kapan memulai dan mengakhiri main, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.
Pendidik mengatur teman main dengan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih teman mainnya. Setelah anak siap untuk main, pendidik mempersilahkan anak untuk mulai bermain.
b. Pijakan pengalaman selama anak main
Pendidik berkeliling diantara anak-anak yang sedang bermain. Memberi contoh cara main pada anak yang belum bisa menggunakan bahan/alat. Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan yang dilakukan anak. Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara main anak. Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.
Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pengalaman main yang kaya. Mencatat yang dilakukan anak. Mengumpulkan hasil kerja anak. Bila waktu tinggal 5 menit, kader memberitahukan pada anak-anak untuk bersiap-siap menyelesaikan kegiatan.
c. Pijakan pengalaman setelah main
Bila waktu main habis, pendidik memberitahukan saatnya membereskan.
Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, pendidik bisa membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.
Saat membereskan, pendidik menyiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat main sesuai dengan tempatnya.
Bila anak sudah rapi, mereka diminta duduk melingkar bersama pendidik.
Setelah semua anak duduk dalam lingkaran, pendidik menanyakan pada setiap anak kegiatan main yang tadi dilakukannya. Kegiatan menanyakan kembali melatih daya ingat anak dan melatih anak mengemukakan gagasan dan pengalaman mainnya.
6. Makan Bekal Bersama
Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama. Sebelum makan bersama, pendidik mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan. Jika ada tanyakan siapa yang mau memberi makan pada temannya. Pendidik memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik. Jadikan waktu makan bekal bersama sebagai pembiasaan tata cara makan yang baik. Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah.
7. Kegiatan Penutup
Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, pendidik dapat mengajak anak bernyanyi atau membaca puisi. Pendidik menyampaikan rencana kegiatan esok hari, dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama dirumah masing-masing. Pendidik meminta anak yang sudah besar secara bergiliran untuk memimpin doa penutup. Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia atau cara lain untuk keluar dan bersalaman terlebih dahulu.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai,dan terlaksana dengan optimal, maka di perlukan kemampuan pendidik dan perangkat sekolah untuk merencanakan kegiatan pembelajaran secara teratur dan sistematis. Rencana pembelajaran merupakan acuan bagi pendidik dalam mengelola kegiatan bermain.
Rencana pembelajaran disusun dengan cara menjabarkan aspek-aspek perkembangan dalam PerMen 58 tahun 2009. Rencana pembelajaran digunakan untuk memberi arahan dalam menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan bermain anak. Rencana pembelajaran yang tepat akan memberikan dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan belajar dan tahap perkembangan anak. Karenanya rencana pembelajaran perlu dievaluasi untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Yang harus diperhatikan dalam penyusunan rencana belajar
1. Rencana belajar harus sesuai dengan indikator perkembangan anak
- Rencana belajar harus mengembangkan semua aspek perkembangan
- Rencana belajar harus memuat rencana kegiatan yang membolehkan anak berekplorasi dan berkreasi sesuai dengan kebutuhan perkembangannya
- Rencana belajar harus bersifat rasional, dapat dilaksanakan, dengan didukung oleh bahan dan alat yang dapat dimainkan anak
- Rencana belajar dapat dibungkus oleh tema sebagai topik bahasan
- Rencana kegiatan belajar dapat dilaksanakan dalam sentra
Jenis-jenis Perencanaan:
- Perencanaan Tahunan
- Program Semester (dapat pula di terjemahkan sebagai rencana kegiatan bulanan (RKB)
- Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)
- Rencana Kegiatan Harian (RKH)
B. PENGEMBANGAN SILABUS
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian serta proses pencapaian perkembangan. Pembuatan Silabus tidak lepas dari komponen-komponen yang terkait guna memenuhi target pencapaian bidang pengembangan, pembentukan perilaku dan kemampuan dasar. Silabus merupakan seperangkat dan pengaturan pembelajaran berupa perencanaan Semester, RKM, dan RKH. Pengelolaan Kelas berupa penataan lingkungan pembelajaran pembukaan, kegiatan inti dan penutup. Penilaian : rencanakan bentuk dan tehnik penilaian yang gunakan (Observasi, anekdot atau hasil karya anak/ porto folio).
C. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS
Langkah pengembangan silabus ini nantinya akan di wujudkan dalam bentuk 4 (empat) jenis perencanaan kegiatan pembelajaran yang telah di sebutkan sebelumnya.
I. Tentukan Tema yang digunakan dalam pembelajaran
Tema yang biasa digunakan adalah :
1. Diri Sendiri
2. Lingkunganku
3. Kebutuhanku
4. Binatang
5. Tanaman
6. Rekreasi
7. Pekerjaan
8. Air, Udara, dan Api
9. Alat Komunikasi
10. Tanah Airku
11. Alam Semesta
- Bagi dari tema yang ada untuk dua semester
- buat Identifikasi tingkat perkembangan anak beserta indikator tiperan dan kegiatan belajar yang relevan
- Menentukan jumlah minggu dalam satu tahun pelajaran sesuaikan dengan kalender pendidikan dari dinas pendidikan setempat. Hal ini sebaiknya di wujudkan dalam bentuk penyusunan kalender pendidikan sekolah.
- Membuat Rencana Kegiatan Tahunan
- Memetakan tingkat perkembangan anak pada setiap tema, yang dapat menjadi Rencana Kegiatan per Semester
- Membuat rencana Topik per Sentra. rencana ini tersusun sebagai Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)
- Membuat jadwal kegiatan pembelajaran
- Identifikasi Sub Tema (Topik) Menjadi Kegiatan, Dalam membuat kegiatan kita harus melihat tingkat pencapaian perkembangan anak (TIPERAN) Permendiknas No. 58 Tahun 2009, Selanjutnya seluruh kegiatan terancang dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH).
Ibarat sebuah pertunjukkan, RKH adalah skenario pertunjukkan yang akan di tampilkan, dan seorang pendidik adalah sutradara pertunjukkan tersebut, maka idealnya, RKH itu dibuat sebelum mengajar, bukan sesudah mengajar. Setelah menyusun RKH, guru harus membuat penilaian terhadap anak didik berkaitan dengan tiperan yang diambil dalam RKH dan hasil dari kegiatan pembelajaran.
- Menyusun format penilaian, menurut Permendiknas No. 58 Tahun 2009 teknik penilaian berupa pengamatan, penugasan, unjuk kerja, pencatatan anekdot, percakapan/dialog, laporan orang tua, dan dokumentasi hasil karya anak (portofolio), serta deskripsi profil anak, sedang lingkup penilaian mencakup seluruh tingkat pencapaian perkembangan peserta didik beserta data status kesehatan, pengasuhan, dan pendidikan. Sistematis penilaian dilakukan setiap hari dengan memilih satu jenis atau lebih dari format penilaian, setiap akhir tema, sebaiknya di buat penilaian kemampuan dasar anak selama 1 periode tema.
D. PENERAPAN KEGIATAN SENTRA DENGAN SISTEM MOVING CLASS
Pada setiap Sentra, untuk setiap anak dikembangkan berbagai aspek perkembangan, yaitu Nilai-nilai Agama, Moral, Kognisi, Afeksi, Bahasa, Sosial emosional, seni dan Psikomotor. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam sistem pembelajaran dengan model sentra :
- Guru sentra berbeda dengan guru kelas.
- Guru sentra membuat kegiatan untuk semua kelompok kelas dengan membedakan tingkat kesulitannya.
- Untuk mempermudah gunakan sistem moving class / anak berpindah Kelas.
Mengingat banyaknya Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang harus disusun oleh guru PAUD dalam setiap kegiatan belajar, sistem kegiatan belajar dengan SENTRA berbentuk moving class, dirasa cukup efektif dan efisien bagi pelaksaan PAUD. Karena dari 1 (satu) RKH yang di susun oleh guru 1 sentra dapat di gunakan di setiap kegiatan pembelajarannya pada kelas berbeda namun guru harus menyesuaikan Tingkat Perkembangan Anak sesuai dengan Permendiknas No. 58 Tahun 2009.
Namun praktek moving class, yang secara teori terkesan simpel, kadang tidak sesimpel pelaksaannya. Apalagi jika guru di satuan PAUD belum faham dan mengerti dengan benar apa kerangka rencana pembelajaran berdasarkan pengembangan tingkat perkembangan anak dalam masing-masing sentra. Untuk mewujudkannya, di perlukan niat hati yang sungguh-sungguh serta kekompakan dan komitmen kerja yang di tinggi.
Moving class, dapat dilaksanakan secara fleksibel, sesuai dengan kemampuan dan karakteristik lingkungan dan fasilitas sekolah. Bisa guru sentranya yang berpindah kelas (dengan sistem buka tutup sentra) atau muridnya yang berpindah kelas (apabila kemampuan fasilitas sekolah memadai dengan setting ruangan khusus untuk setiap sentra).
Contoh moving class dengan guru sentra yang berpindah kelas, di satuan lembaga PAUD memiliki 3 kelas dengan kategori usia berbeda. Dengan guru sejumlah 3 orang, dapat bertanggung jawab selaku walikelas dan juga guru sentra, sehingga dalam 1 hari dapat membuka 3 sentra berbeda. Jadi Guru A, yang merupakan walikelas A1, membuka sentra persiapan di kelas B1. Guru B, yang merupakan walikelas B1, membuka sentra seni dan kreatifitas di kelas B2. Sedang Guru C yang merupakan walikelas B2, membuka sentra bahan alam di kelas A1. Hari berikutnya di lakukan Moving Kelas, masing- masing guru kembali membuka kegiatan sentra yang kemarin dengan murid yang berbeda. Guru A mengajar di B2, Guru B mengajar di A1 dan Guru C mengajar di kelas B1. Hari selanjutnya, masing-masing guru mengajar di kelasnya masing-masing, Guru A mengajar di kelas A1, Guru B mengajar di kelas B1 dan Guru C mengajar di kelas B2. Demikian seterusnya, sehingga dalam 1 hari, sekolah dapat membuka atau melaksanakan 3 sentra berbeda pada masing-masing kelas.
Dengan berbekal 1 RKH, dan format penilaian yang sama untuk 1 sentra, maka setiap guru dalam Satuan PAUD tersebut dapat mencapai tujuan PAUD, sehingga apabila dalam 1 minggu satuan PAUD tersebut merencanakan pelaksanaan 3-6 sentra, hal tersebut dapat di wujudkan secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, secara administrasi RKH dan hasil penilaian dari masing-masing guru sentra di kumpulkan berdasarkan kelas masing-masing dan di kelola oleh masing-masing walikelas sehingga secara sistematis Guru dengan peran sebagai walikelas dapat bertanggung jawab terhadap laporan kemampuan murid (terutama raport) kepada orangtua murid. Dengan demikian. laporan kemajuan perkembangan murid dapat di ketahui oleh orangtua wali murid secara berkesinambungan, sistematis dan lebih objektif.
Namun pelaksanan sentra dapat diatur lebih flexible lagi, apabila tidak di mungkinkan, sistem sentra dapat di laksanakan tanpa moving class. Dengan demikian guru berperan ganda, sebagai guru sentra juga sebagai guru kelas, tiap sentra dimainkan dengan sistem buka tutup pada tiap masing-masing kelas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Metode Sentra dan lingkaran dalam kegiatan PAUD merupakan metode yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan PAUD untuk mengembangkan anak usia dini pada tahap perkembangan yang sesuai dengan usianya dan multiple intelengence dapat lebih di optimalkan lagi pencapaiannya. Melalui perencanaan yang sistematis di mulai dari rencana tahunan, rencana semester, rencana mingguan sampai rencana harian, di harapkan para pendidik PAUD dapat profesional dalam mengemban tugasnya.
B. REKOMENDASI
Tulisan ini bertujuan untuk membagi pengetahuan dan membuka pintu diskusi bagi sesame praktisi di dunia PAUD, karenanya apabila terdapat hal yang dirasa kurang atau salah, dapat kiranya di lakukan diskusi dengan penulis demi perbaikan mutu PAUD di masa selanjutnya.
Tidak ada komentar: PAUD DAN PERENCANAAN PEMBELAJARANYA (PENGEMBANGAN SILABUS PAUD)
Posting Komentar