loading...
Direktori Belajar Ilmu -
HIKMAT – KEPANDAIAN - PENGERTIAN
Salomo memulai amsalnya dengan mengeluarkan peringatan akan bencana yang akan datang yang dapat menguasai tingkatan-tingkatan tertentu dalam masyarakat. Masyarakat ini, karena apa yang mereka punya dalam karakter negatif mereka ada di bawah penghakiman. Mereka telah menolak untuk mendengar, menolak untuk menerima nasihat, menolak untuk merubah jalan-jalan mereka, dan Allah telah berbalik dari mereka. Salomo memperingatkan mereka bahwa mereka telah terhilang dan telah disiap untuk dibantai.
Dia menunjuk kepada yang tak berpengalaman (dungu). Mereka ini adalah yang mudah tertipu dan naif. Yang tak terduga. Yang mudah dirayu, mereka yang mudah tersesat. Dia berbicara tentang pencemooh dan pengejek. Mereka yang menggampangkan segala sesuatunya. Hidup adalah sebuah gurauan; tak ada yang serius, tak ada yang kudus. Dia berbicara tentang orang bodoh. Kata PL untuk bodoh berarti, ‘kefasikan yang bodoh’. Mereka yang keras kepala untuk berlaku benar. Juga berarti tak sopan dan duniawi. Lalu dia menunjuk pada orang berdosa secara umum. Kemudian dia berkata bahwa siapa yang secara bebas menuntun yang dungu tersesat, akan tersandung. Ams.1:10-16.
Kitab Amsal adalah Injil. Memberikan suatu jalan keluar dari bencana yang akan datang. Menyajikan seorang Penyelamat dan suatu Harapan untuk semua. Mengiluminasikan suatu jalan bagi semua untuk berlaku (karakter).
Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Amsal 4:18.
Penyelamat yang ditunjukkan oleh Salomo adalah Hikmat, digabungkan bersama kepandaian dan kebijaksanaan. Hikmat, kepandaian dan kebijaksanaan adalah tiga untai nada yang tak mudah dipatahkan. Peng.4:12.
Untuk mengetahui hikmat…untuk menerima didikan yang menjadikan pandai… dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda…Takut akan TUHAN adalah permulaan hikmat. Amsal 1:1-7
Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kepandaian, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. Amsal 8:12
Salomo menulis kepada anak-anaknya. Orang muda ada dalam pikirannya. Dia mau kepandaian diberikan kepada yang dungu, yang mudah tertipu dan yang tak berpengalaman, mereka yang mudah tersesat. Dia mau orang muda menerima kebijaksanaan (Ams.1:4).
Hikmat… Kepandaian… Kebijaksanaan. Apa yang kita maksud?
Hikmat. Ada beberapa jenis yang berbeda. Paulus menunjuk kepada:
Hikmat manusia I Kor.2:4-5.
Hikmat daging (NKJ) II Kor.1:12.
Hikmat duniawi I Kor.1:20.
Hikmat jaman ini I Kor.2:6.
Yakobus menunjuk pada:
Hikmat jahat (setan) Yak.3:14.
Hikmat Allah dari atas Yak.3:17
Firaun baru memperingatkan pertumbuhan populasi yang cepat akan Israel, dan menetapkan suatu kebijaksanaan yang akan memperbudak umat Allah untuk 400 tahun berikut. Dia berkata: “Marilah, kita berurusan secara bijaksana dengan mereka untuk mengatasi pertumbuhan mereka.”
Hikmat, bagaimanapun juga, yang dipakai Firaun bukanlah berasal dari Allah, hikmat yang datang dari atas. Hikmat yang dia bicarakan menuntunnya pada pembantaian ratusan bayi dan membawa perbudakan akan suatu bangsa. Ini adalah hikmat yang dibicarakan oleh Yakobus. Tidak datang dari atas, tetapi berasal dari bumi, sensual dan demonis. Berlawanan sangat tajam dengan hikmat yang datang dari atas. Yakobus berkata bahwa ini adalah (Yak.3:17):
Murni---------------------------------- Tak ada campuran kompromi.
Penuh damai--------------------------- Memberikan rasa aman dalam hati.
Lembut-------------------------------- Tidak membebani dan menyusahkan.
Mau untuk berlaku hamba-------------- Tidak dalam prinsip tapi dalam praktek.
Penuh kemurahan---------------------- Selalu memberikan keuntungan bagi yang ragu.
Berbuah-buah baik--------------------- Produktif dalam berbuah.
Tak membeda-bedakan---------------- Hikmat Allah untuk semua.
Tak munafik---------------------------- Tak ada kebohongan, apa yang Allah beri itu benar.
Dalam setiap bagian, hikmat Firaun sama sekali berlawanan, jelas demonis.
Bukan damai tapi kepahitan yang dihasilkan Kel.1:14.
Bukan kelembutan, tapi tekanan yang dihasilkan Kel.1:14.
Bukan ke-hamba-an, tapi Mandor yang dihasilkan Kel.1:14.
Bukan kemurahan, tapi belenggu dan cemeti yang dihasilkan Kel.1:14.
Hikmat yang datang dari atas tentunya ditemukan dalam Kristus yang datang dari atas. Yoh.8:23. Kristus adalah hikmat Allah (I Kor.1;24). Saat kita berpikir tentang hikmat ada dua orang yang datang dalam pikiran kita. Salomo dan Yang lebih besar dari Salomo.
Salomo menerima hikmatnya dari atas. Ini adalah karunia dari Allah. Saat kita baca I Raja 4:28-34, kita belajar bahwa : “Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya. Ia mengubah tiga ribu amsal, dan nyanyiannya ada seribu lima. Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung dan tentang binatang melata dan tentang ikan-ikan. Maka datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatya itu”. Namun dalam Kristus, “Dia yang lebih besar dari Salomo ada disini.”
Baca Amsal 8:22-31, kita melihat Kristus hikmat yang kekal, sebagai Tuhan yang meletakkan dasar dunia, menegakkan batas antara daratan dan lautan. Ibr.1:2 mengatakan bahwa Tuhan Yesus, Pewaris segala sesuatu adalah Dia yang melalui Allah Bapa menciptakan alam semesta.
TUHANlah, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaanNya. Yeremia 10:12
Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Kolose 2:3.
Paulus berkata, bahwa Kristus adalah hikmat Allah. Kristus, seperti hikmat yang datang dari atas. Hikmat, dalam Kristus adalah karunia Allah kepada manusia. Sebagaimana kita katakan, ‘Allah itu kasih dan Allah itu terang’, demikian pula dapat kita katakan bahwa Allah itu bijak. Hikmat adalah warisan dalam kodratNya. Dia itu demikian adanya. Dia adalah hikmat yang kekal. Hikmat adalah bagian dari karakter Allah Bapa, diwahyukan dalam Allah Anak, dibagikan sebagai karunia dengan umat Allah. Hikmat sebagai karunia adalah :Pengertian yang diberikan Allah terhadap hal-hal alamiah yang sejati, dan kebijaksanaan akan mengambil tindakan yang terbaik.
Seperti suatu sinar yang tiba-tiba datang menyatakan segala sesuatu, demikianlah hikmat itu. Mirip seperti pewahyuan tetapi tidak sama.
Kepandaian mengalir keluar dari hikmat. Ini juga ditemukan dalam Kristus. Yesaya menubuatkan:
Sesungguhnya, hambaKu akan berhasil (pandai). Yesaya 52:13
Kepandaian dan kebijaksanaan adalah apa yang nyata dari tindakan hikmat. Kepandaian dan kebijaksanaan sangatlah mirip. Kalau engkau mau sinonim dari kepandaian maka yang kau temukan adalah kebijaksanaan. Demikian pula sebaliknya. Kamus mendefinisikan kepandaian sebagai menjadi hati-hati dan peka. Sedangkan kebijaksanaan adalah kemampuan untuk memilih apa yang harus dilakukan. Kabijaksanaan tidak akan melangkah melebihi batas apa yang perlu.
Tambahan sinonim untuk kebijaksanaan termasuk; waspada, penuh perhatian, berjaga-jaga. Untuk kepandaian adalah terlatih, cermat, hemat (bijaksana). Kepandaian dalam PL diterjemahkan dalam berbagai macam kata yang berbeda. Kewaspadaan, tingkah laku yang penuh pertimbangan, pintar dan berpengertian.
Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya. Amsal 14:8
Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta. Amsal 14:5
Orang yang tak berpengalamanan mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan. Amsal 14:18
Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak. Amsal 15:5
Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh. Amsal 12:16
Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. Amsal 22:3
Kepandaian dalam PB menunjukkan kepintaran dan pengertian. Kepandaian, suatu pertimbangan yang menghasilkan tindakan yang tepat. Seorang yang pandai, tidaklah terburu-buru, melibatkan diri dalam suatu situasi tanpa pertimbangan. Dia berhenti dan berpikir, menimbang tindakan yang terbaik. Hikmat adalah pengertian akan keadaan yang sejati dari suatu situasi. Kepandaian menimbang tindakan terbaik yang patut diambil untuk memberikan hasil yang terbaik. Jadi kepandaian adalah manajemen hikmat.
Kebijaksanaan, diterjemahkan dari berbagai macam kata Ibrani, salah satunya ‘pintar yang beralasan’.
TUHANlah yang menjadikan bumi dengan kekuatanNya. Dia telah menegakkan dunia dengan hikmatNya (Kristus) dan yang membentangkan langit dengan akal budiNya. Yeremia 10:12 NKJ – kepintaran yang beralasan.
Kata yang lain, berarti ‘ketepatan’…
Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya. Mazmur 112:5.
Salomo, dalam Amsal, juga memakai kata yang berarti ‘berencana’
Untuk memberikan kepandaian kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda -- Amsal 1:4.
Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat, Amsal 2:11-12.
Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu, …. Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk. Amsal 3:21-23.
Aarahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan, supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan. Amsal 5:1-2.
Dalam PB (Mark.12:28-34) seorang Saduki masuk dalam suatu diskusi dengan Tuhan tentang Hukum Taurat. Saduki itu mengkomentari bahwa, ‘Untuk mengasihi Tuhan dan sesama lebih patut dari semua persembahan & korban bakaran.’ 2 hal penting mengikutinya, pertama respon Tuhan, “Tuhan melihat bahwa Saduki ini menjawab dengan kebijaksaan.” (ayat 34 NIV) Kata yang dipakai disini bahwa dia menjawab dalam ‘pikiran yang benar’. Itu adalah putusan yang tepat waktu. Jawabannya sesuai rencana. Hal penting kedua adalah jawaban Tuhan, “Kau tidak jauh dari Kerajaan Allah”. ‘Tidak jauh’ berarti masih diluar. Orang Saduli itu tahu jalan, tetapi apakah ia sudah menjalaninya?
Paulus dalam I Tim.3:2 mengajarkan bahwa Penatua seharusnya ‘berkepala dingin’. AV menerjemahkan bahwa kata ‘bijak’ adalah kata yang sama yang ditemukan dalam Tit.1:8. Dalam Tit.2;2, kita baca bahwa seorang yang lebih tua seharusnya berkepala dingin atau bijak. Seorang wanita yang lebih tua harus mengajar yang lebih muda untuk menjadi bijak (ayat 5 AV).
Lagi, Hikmat yang datang dari atas, adalah pengertian yang benar atau sejati akan situasi yang sebenarnya. Sebagaimana dijelaskan, kepandaian dan kebijaksanaan mengalir keluar dari Hikmat. Mereka sangat mirip dalam arti. Kepandaian dan kebijaksanaan adalah manajemen hikmat. Kepandaian dan kebijaksanaan adalah aplikasi praktis akan hati yang bijak terhadap hidup yang terperinci. Kita dapat katakan bahwa Kepandaian berhenti dan berpikir sebelum masuk dalam segala sesuatu. Kebijaksaan tidak akan melampaui batas-batas apa yang benar dan perlu. Kepandaian adalah Sela (dari Mazmur) akan kehidupan. Berhenti sesaat dan menimbang. Kebijaksanaan mempunyai suatu alasan yang terencana untuk situasi-situasi yang ada.
Dalam rumah seorang bapa ada 2 anak (Luk.15:11-31). Yang lebih muda meminta warisannya. Bagaimanapun juga dia tidaklah pandai. Dia tidak mempertimbangkan akibat permintaannya. Dia tidaklah berhati-hati dan ceroboh. Dia tidak bertindak dengan kebijaksanaan. Dia merencanakan kebodohan. Yang lebih tua pandai. Dia memperhatikan permintaan adiknya dan mempertimbangkannya. Dia mempertimbangkan dengan bijaksana akibat dari permintaan seperti itu. Dapatkah saya mengatur sejumlah uang untuk saat ini? Cukup dewasakah saya untuk mengatur warisan saya dengan kepandaian dan kebijaksanaan? Kepandaian dan kebijaksanaan menjaganya dari perminataan yang sama. Akibatnya? Kita mengenal perumpamaan ini dengan baik. Anak yang lebih muda, sekalipun diampuni dan dipulihkan namun kehilangan segalanya. Warisan yang lebih tua tinggal tetap.
Saat Yakub menipu Esau lepas dari warisannya dan berkat bapanya, Esau merencanakan untuk membunuh Yakub secepat mungkin segera setelah ia memprioritaskannya. Tidak terlalu banyak hikmat yang diperlukan untuk merasa bahwa hidup Yakub berada dalam bahaya. Kepandaian menimbang akibat akan keadaannya di rumah. Kebijaksanaan memanggilnya untuk menyusun rencana. Pergi ke paman Laban dan tinggal bersamanya (Kej.27:41-45).
Yusuf dicobai oleh istri Potifar (Kej.39:6-15). Hikmat memberitahunya bahwa hubungannya dengan Tuhan dan Potifar berada dalam bahaya. Yusuf bukanlah satu dari yang tidak berpengalaman (dungu) yang Salomo katakan. Dia tidaklah mudah untuk dibuat tersesat. Dia pandai, berhenti dan berpikir. “Bagaimana mungkin saya melakukan hal ini yang merupakan dosa yang melawan Allah?” (Ayat 9). Kebijaksanaan memanggilnya untuk bertindak. Menjauhlah. Dia tidak hanya menolak permintaannya, tetapi bahkan dia menolak untuk berada bersama dia (ayat 10). Dia lari dari rumah itu (ayat 12).
Salomo mempunyai banyak yang akan ia katakan tentang kehilangan moral. Dia memperingatkan akan prostitusi dan istri yang tidak setia.
Janganlah bernafsu dalam hatimu akan kecantikannya, janganlah terpikat oleh bulu matanya. Karena bagi seorang sundal sepotong rotilah yang penting, tetapi isteri orang lain memburu nyawa yang berharga. Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya? Atau dapatkah orang berjalan di atas bara, dengan tidak hangus kakinya? Demikian juga orang yang menghampiri isteri sesamanya; tiada seorangpun, yang menjamahnya, luput dari hukuman. Amsal 6:25-28.
Bahkan, seperti penyamun ia menghadang, dan memperbanyak pengkhianat di antara manusia. Amsal 23:28
Salomo mengingatkan ‘yang dungu’ (tak berpengalaman), yang naif dan mudah dirayu serta dibawa tersesat. Amsal 7:25 ‘Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu.’ (ayat 25). Cerdaslah! Berhenti dan berpikir! Pertimbangkan akibatnya. Ini akan mempengaruhi hubungan dengan yang lain dan dengan Tuhan.
Karena banyaklah orang yang gugur ditewaskannya, sangat besarlah jumlah orang yang dibunuhnya. Rumahnya adalah jalan ke dunia orang mati, yang menurun ke ruangan-ruangan maut. Ayat 26-27.
Kepandaian menimbang akibat akan hubungan yang salah. Kebijaksanaan merencanakan: menjauhlah!
Salomo. Dalam Amsal 23:29-35, mengeluarkan suatu peringatan tentang bahaya alkohol. Dia memperingatkan akan kelebihan. “Mereka yang minum berlebihan”. Ayat 30. Dia memperingatkan mereka yang pergi mencari minuman yang dicampur (ayat 30). Kepandaian berhenti dan berpikir. Kepandaian menaruh serangkaian pertanyaan berseri dan mempertimbangkan akibat tindakan-tindakan yang diatas,
Siapa yang mempunyai celaka dan kesedihan?
Siapa yang punya kesusahan dan keluhan?
Kita dapat menjawab: -- Ini melibatkan kecelakaan lalu lintas sebagai akibat alkohol. Juga kekacauan domestik dan kekacauan pada tempat-tempat umum, dimana manusia dirampok dari tanggung jawab. Salomo berkata, “Ya, sekalipun anggur merah dan bersinar, namun beracun.” (ayat 31-32). Dia memperluas di sini dan memperingatkan konsekuensinya. Kepandaian mempertimbangkan hal-hal ini:
Halusinasi------------------------------ Hilangnya kenyataan------------------------------------------ ayat 33a.
Berbicara dengan bodoh--------------- Hilangnya alasan--------------------------------------------- ayat 33b.
Kelabilan------------------------------- Hilangnya pengendalian------------------------------------------ ayat 34.
Keadaan yang tidak berespon---------- Hilangnya kepekaan------------------------------------------- ayat 35a.
Tak bertanggung jawab--------- Hilangnya kepandaian dan kebijaksanaan----------------------------- ayat 35b.
Hikmat mengenal keadaan yang benar akan alkohol. Kepandaian memperhitungkan konsekuensi kelebihannya (ayat 33-35). Kebijaksanaan merencanakan: ‘Cukup, cukup!’
Sumber hikmat adalah Tuhan. Karena TUHANlah yang memberikan hikmat. Amsal 2:6
Hikmat yang dari atas Yakobus 3:17
Harus dicari. Carilah dia seperti perak, seperti mencari harta yang tersembunyi. Amsal 2:4.
Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. 1 Korintus 12:31
Dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. 1 Korintus 12:8
Hikmat datang sebagai jawaban doa.
Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Yakobus 1:5-8
Kerajaan Surga adalah mutiara yang sangat berharga itu (Mat.13:46).
Hikmat seharusnya dihargai seperti:
Karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya. Amsal 3:14-15.
HIKMAT - KEPANDAIAN - PENGERTIAN
HIKMAT – KEPANDAIAN - PENGERTIAN
Salomo memulai amsalnya dengan mengeluarkan peringatan akan bencana yang akan datang yang dapat menguasai tingkatan-tingkatan tertentu dalam masyarakat. Masyarakat ini, karena apa yang mereka punya dalam karakter negatif mereka ada di bawah penghakiman. Mereka telah menolak untuk mendengar, menolak untuk menerima nasihat, menolak untuk merubah jalan-jalan mereka, dan Allah telah berbalik dari mereka. Salomo memperingatkan mereka bahwa mereka telah terhilang dan telah disiap untuk dibantai.
Dia menunjuk kepada yang tak berpengalaman (dungu). Mereka ini adalah yang mudah tertipu dan naif. Yang tak terduga. Yang mudah dirayu, mereka yang mudah tersesat. Dia berbicara tentang pencemooh dan pengejek. Mereka yang menggampangkan segala sesuatunya. Hidup adalah sebuah gurauan; tak ada yang serius, tak ada yang kudus. Dia berbicara tentang orang bodoh. Kata PL untuk bodoh berarti, ‘kefasikan yang bodoh’. Mereka yang keras kepala untuk berlaku benar. Juga berarti tak sopan dan duniawi. Lalu dia menunjuk pada orang berdosa secara umum. Kemudian dia berkata bahwa siapa yang secara bebas menuntun yang dungu tersesat, akan tersandung. Ams.1:10-16.
Kitab Amsal adalah Injil. Memberikan suatu jalan keluar dari bencana yang akan datang. Menyajikan seorang Penyelamat dan suatu Harapan untuk semua. Mengiluminasikan suatu jalan bagi semua untuk berlaku (karakter).
Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Amsal 4:18.
Penyelamat yang ditunjukkan oleh Salomo adalah Hikmat, digabungkan bersama kepandaian dan kebijaksanaan. Hikmat, kepandaian dan kebijaksanaan adalah tiga untai nada yang tak mudah dipatahkan. Peng.4:12.
Untuk mengetahui hikmat…untuk menerima didikan yang menjadikan pandai… dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda…Takut akan TUHAN adalah permulaan hikmat. Amsal 1:1-7
Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kepandaian, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. Amsal 8:12
Salomo menulis kepada anak-anaknya. Orang muda ada dalam pikirannya. Dia mau kepandaian diberikan kepada yang dungu, yang mudah tertipu dan yang tak berpengalaman, mereka yang mudah tersesat. Dia mau orang muda menerima kebijaksanaan (Ams.1:4).
Hikmat… Kepandaian… Kebijaksanaan. Apa yang kita maksud?
Hikmat. Ada beberapa jenis yang berbeda. Paulus menunjuk kepada:
Hikmat manusia I Kor.2:4-5.
Hikmat daging (NKJ) II Kor.1:12.
Hikmat duniawi I Kor.1:20.
Hikmat jaman ini I Kor.2:6.
Yakobus menunjuk pada:
Hikmat jahat (setan) Yak.3:14.
Hikmat Allah dari atas Yak.3:17
Firaun baru memperingatkan pertumbuhan populasi yang cepat akan Israel, dan menetapkan suatu kebijaksanaan yang akan memperbudak umat Allah untuk 400 tahun berikut. Dia berkata: “Marilah, kita berurusan secara bijaksana dengan mereka untuk mengatasi pertumbuhan mereka.”
Hikmat, bagaimanapun juga, yang dipakai Firaun bukanlah berasal dari Allah, hikmat yang datang dari atas. Hikmat yang dia bicarakan menuntunnya pada pembantaian ratusan bayi dan membawa perbudakan akan suatu bangsa. Ini adalah hikmat yang dibicarakan oleh Yakobus. Tidak datang dari atas, tetapi berasal dari bumi, sensual dan demonis. Berlawanan sangat tajam dengan hikmat yang datang dari atas. Yakobus berkata bahwa ini adalah (Yak.3:17):
Murni---------------------------------- Tak ada campuran kompromi.
Penuh damai--------------------------- Memberikan rasa aman dalam hati.
Lembut-------------------------------- Tidak membebani dan menyusahkan.
Mau untuk berlaku hamba-------------- Tidak dalam prinsip tapi dalam praktek.
Penuh kemurahan---------------------- Selalu memberikan keuntungan bagi yang ragu.
Berbuah-buah baik--------------------- Produktif dalam berbuah.
Tak membeda-bedakan---------------- Hikmat Allah untuk semua.
Tak munafik---------------------------- Tak ada kebohongan, apa yang Allah beri itu benar.
Dalam setiap bagian, hikmat Firaun sama sekali berlawanan, jelas demonis.
Bukan damai tapi kepahitan yang dihasilkan Kel.1:14.
Bukan kelembutan, tapi tekanan yang dihasilkan Kel.1:14.
Bukan ke-hamba-an, tapi Mandor yang dihasilkan Kel.1:14.
Bukan kemurahan, tapi belenggu dan cemeti yang dihasilkan Kel.1:14.
Hikmat yang datang dari atas tentunya ditemukan dalam Kristus yang datang dari atas. Yoh.8:23. Kristus adalah hikmat Allah (I Kor.1;24). Saat kita berpikir tentang hikmat ada dua orang yang datang dalam pikiran kita. Salomo dan Yang lebih besar dari Salomo.
Salomo menerima hikmatnya dari atas. Ini adalah karunia dari Allah. Saat kita baca I Raja 4:28-34, kita belajar bahwa : “Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya. Ia mengubah tiga ribu amsal, dan nyanyiannya ada seribu lima. Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung dan tentang binatang melata dan tentang ikan-ikan. Maka datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatya itu”. Namun dalam Kristus, “Dia yang lebih besar dari Salomo ada disini.”
Baca Amsal 8:22-31, kita melihat Kristus hikmat yang kekal, sebagai Tuhan yang meletakkan dasar dunia, menegakkan batas antara daratan dan lautan. Ibr.1:2 mengatakan bahwa Tuhan Yesus, Pewaris segala sesuatu adalah Dia yang melalui Allah Bapa menciptakan alam semesta.
TUHANlah, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaanNya. Yeremia 10:12
Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Kolose 2:3.
Paulus berkata, bahwa Kristus adalah hikmat Allah. Kristus, seperti hikmat yang datang dari atas. Hikmat, dalam Kristus adalah karunia Allah kepada manusia. Sebagaimana kita katakan, ‘Allah itu kasih dan Allah itu terang’, demikian pula dapat kita katakan bahwa Allah itu bijak. Hikmat adalah warisan dalam kodratNya. Dia itu demikian adanya. Dia adalah hikmat yang kekal. Hikmat adalah bagian dari karakter Allah Bapa, diwahyukan dalam Allah Anak, dibagikan sebagai karunia dengan umat Allah. Hikmat sebagai karunia adalah :Pengertian yang diberikan Allah terhadap hal-hal alamiah yang sejati, dan kebijaksanaan akan mengambil tindakan yang terbaik.
Seperti suatu sinar yang tiba-tiba datang menyatakan segala sesuatu, demikianlah hikmat itu. Mirip seperti pewahyuan tetapi tidak sama.
Kepandaian mengalir keluar dari hikmat. Ini juga ditemukan dalam Kristus. Yesaya menubuatkan:
Sesungguhnya, hambaKu akan berhasil (pandai). Yesaya 52:13
Kepandaian dan kebijaksanaan adalah apa yang nyata dari tindakan hikmat. Kepandaian dan kebijaksanaan sangatlah mirip. Kalau engkau mau sinonim dari kepandaian maka yang kau temukan adalah kebijaksanaan. Demikian pula sebaliknya. Kamus mendefinisikan kepandaian sebagai menjadi hati-hati dan peka. Sedangkan kebijaksanaan adalah kemampuan untuk memilih apa yang harus dilakukan. Kabijaksanaan tidak akan melangkah melebihi batas apa yang perlu.
Tambahan sinonim untuk kebijaksanaan termasuk; waspada, penuh perhatian, berjaga-jaga. Untuk kepandaian adalah terlatih, cermat, hemat (bijaksana). Kepandaian dalam PL diterjemahkan dalam berbagai macam kata yang berbeda. Kewaspadaan, tingkah laku yang penuh pertimbangan, pintar dan berpengertian.
Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya. Amsal 14:8
Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta. Amsal 14:5
Orang yang tak berpengalamanan mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan. Amsal 14:18
Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak. Amsal 15:5
Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh. Amsal 12:16
Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. Amsal 22:3
Kepandaian dalam PB menunjukkan kepintaran dan pengertian. Kepandaian, suatu pertimbangan yang menghasilkan tindakan yang tepat. Seorang yang pandai, tidaklah terburu-buru, melibatkan diri dalam suatu situasi tanpa pertimbangan. Dia berhenti dan berpikir, menimbang tindakan yang terbaik. Hikmat adalah pengertian akan keadaan yang sejati dari suatu situasi. Kepandaian menimbang tindakan terbaik yang patut diambil untuk memberikan hasil yang terbaik. Jadi kepandaian adalah manajemen hikmat.
Kebijaksanaan, diterjemahkan dari berbagai macam kata Ibrani, salah satunya ‘pintar yang beralasan’.
TUHANlah yang menjadikan bumi dengan kekuatanNya. Dia telah menegakkan dunia dengan hikmatNya (Kristus) dan yang membentangkan langit dengan akal budiNya. Yeremia 10:12 NKJ – kepintaran yang beralasan.
Kata yang lain, berarti ‘ketepatan’…
Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya. Mazmur 112:5.
Salomo, dalam Amsal, juga memakai kata yang berarti ‘berencana’
Untuk memberikan kepandaian kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda -- Amsal 1:4.
Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat, Amsal 2:11-12.
Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu, …. Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk. Amsal 3:21-23.
Aarahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan, supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan. Amsal 5:1-2.
Dalam PB (Mark.12:28-34) seorang Saduki masuk dalam suatu diskusi dengan Tuhan tentang Hukum Taurat. Saduki itu mengkomentari bahwa, ‘Untuk mengasihi Tuhan dan sesama lebih patut dari semua persembahan & korban bakaran.’ 2 hal penting mengikutinya, pertama respon Tuhan, “Tuhan melihat bahwa Saduki ini menjawab dengan kebijaksaan.” (ayat 34 NIV) Kata yang dipakai disini bahwa dia menjawab dalam ‘pikiran yang benar’. Itu adalah putusan yang tepat waktu. Jawabannya sesuai rencana. Hal penting kedua adalah jawaban Tuhan, “Kau tidak jauh dari Kerajaan Allah”. ‘Tidak jauh’ berarti masih diluar. Orang Saduli itu tahu jalan, tetapi apakah ia sudah menjalaninya?
Paulus dalam I Tim.3:2 mengajarkan bahwa Penatua seharusnya ‘berkepala dingin’. AV menerjemahkan bahwa kata ‘bijak’ adalah kata yang sama yang ditemukan dalam Tit.1:8. Dalam Tit.2;2, kita baca bahwa seorang yang lebih tua seharusnya berkepala dingin atau bijak. Seorang wanita yang lebih tua harus mengajar yang lebih muda untuk menjadi bijak (ayat 5 AV).
Lagi, Hikmat yang datang dari atas, adalah pengertian yang benar atau sejati akan situasi yang sebenarnya. Sebagaimana dijelaskan, kepandaian dan kebijaksanaan mengalir keluar dari Hikmat. Mereka sangat mirip dalam arti. Kepandaian dan kebijaksanaan adalah manajemen hikmat. Kepandaian dan kebijaksanaan adalah aplikasi praktis akan hati yang bijak terhadap hidup yang terperinci. Kita dapat katakan bahwa Kepandaian berhenti dan berpikir sebelum masuk dalam segala sesuatu. Kebijaksaan tidak akan melampaui batas-batas apa yang benar dan perlu. Kepandaian adalah Sela (dari Mazmur) akan kehidupan. Berhenti sesaat dan menimbang. Kebijaksanaan mempunyai suatu alasan yang terencana untuk situasi-situasi yang ada.
Dalam rumah seorang bapa ada 2 anak (Luk.15:11-31). Yang lebih muda meminta warisannya. Bagaimanapun juga dia tidaklah pandai. Dia tidak mempertimbangkan akibat permintaannya. Dia tidaklah berhati-hati dan ceroboh. Dia tidak bertindak dengan kebijaksanaan. Dia merencanakan kebodohan. Yang lebih tua pandai. Dia memperhatikan permintaan adiknya dan mempertimbangkannya. Dia mempertimbangkan dengan bijaksana akibat dari permintaan seperti itu. Dapatkah saya mengatur sejumlah uang untuk saat ini? Cukup dewasakah saya untuk mengatur warisan saya dengan kepandaian dan kebijaksanaan? Kepandaian dan kebijaksanaan menjaganya dari perminataan yang sama. Akibatnya? Kita mengenal perumpamaan ini dengan baik. Anak yang lebih muda, sekalipun diampuni dan dipulihkan namun kehilangan segalanya. Warisan yang lebih tua tinggal tetap.
Saat Yakub menipu Esau lepas dari warisannya dan berkat bapanya, Esau merencanakan untuk membunuh Yakub secepat mungkin segera setelah ia memprioritaskannya. Tidak terlalu banyak hikmat yang diperlukan untuk merasa bahwa hidup Yakub berada dalam bahaya. Kepandaian menimbang akibat akan keadaannya di rumah. Kebijaksanaan memanggilnya untuk menyusun rencana. Pergi ke paman Laban dan tinggal bersamanya (Kej.27:41-45).
Yusuf dicobai oleh istri Potifar (Kej.39:6-15). Hikmat memberitahunya bahwa hubungannya dengan Tuhan dan Potifar berada dalam bahaya. Yusuf bukanlah satu dari yang tidak berpengalaman (dungu) yang Salomo katakan. Dia tidaklah mudah untuk dibuat tersesat. Dia pandai, berhenti dan berpikir. “Bagaimana mungkin saya melakukan hal ini yang merupakan dosa yang melawan Allah?” (Ayat 9). Kebijaksanaan memanggilnya untuk bertindak. Menjauhlah. Dia tidak hanya menolak permintaannya, tetapi bahkan dia menolak untuk berada bersama dia (ayat 10). Dia lari dari rumah itu (ayat 12).
Salomo mempunyai banyak yang akan ia katakan tentang kehilangan moral. Dia memperingatkan akan prostitusi dan istri yang tidak setia.
Janganlah bernafsu dalam hatimu akan kecantikannya, janganlah terpikat oleh bulu matanya. Karena bagi seorang sundal sepotong rotilah yang penting, tetapi isteri orang lain memburu nyawa yang berharga. Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya? Atau dapatkah orang berjalan di atas bara, dengan tidak hangus kakinya? Demikian juga orang yang menghampiri isteri sesamanya; tiada seorangpun, yang menjamahnya, luput dari hukuman. Amsal 6:25-28.
Bahkan, seperti penyamun ia menghadang, dan memperbanyak pengkhianat di antara manusia. Amsal 23:28
Salomo mengingatkan ‘yang dungu’ (tak berpengalaman), yang naif dan mudah dirayu serta dibawa tersesat. Amsal 7:25 ‘Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu.’ (ayat 25). Cerdaslah! Berhenti dan berpikir! Pertimbangkan akibatnya. Ini akan mempengaruhi hubungan dengan yang lain dan dengan Tuhan.
Karena banyaklah orang yang gugur ditewaskannya, sangat besarlah jumlah orang yang dibunuhnya. Rumahnya adalah jalan ke dunia orang mati, yang menurun ke ruangan-ruangan maut. Ayat 26-27.
Kepandaian menimbang akibat akan hubungan yang salah. Kebijaksanaan merencanakan: menjauhlah!
Salomo. Dalam Amsal 23:29-35, mengeluarkan suatu peringatan tentang bahaya alkohol. Dia memperingatkan akan kelebihan. “Mereka yang minum berlebihan”. Ayat 30. Dia memperingatkan mereka yang pergi mencari minuman yang dicampur (ayat 30). Kepandaian berhenti dan berpikir. Kepandaian menaruh serangkaian pertanyaan berseri dan mempertimbangkan akibat tindakan-tindakan yang diatas,
Siapa yang mempunyai celaka dan kesedihan?
Siapa yang punya kesusahan dan keluhan?
Kita dapat menjawab: -- Ini melibatkan kecelakaan lalu lintas sebagai akibat alkohol. Juga kekacauan domestik dan kekacauan pada tempat-tempat umum, dimana manusia dirampok dari tanggung jawab. Salomo berkata, “Ya, sekalipun anggur merah dan bersinar, namun beracun.” (ayat 31-32). Dia memperluas di sini dan memperingatkan konsekuensinya. Kepandaian mempertimbangkan hal-hal ini:
Halusinasi------------------------------ Hilangnya kenyataan------------------------------------------ ayat 33a.
Berbicara dengan bodoh--------------- Hilangnya alasan--------------------------------------------- ayat 33b.
Kelabilan------------------------------- Hilangnya pengendalian------------------------------------------ ayat 34.
Keadaan yang tidak berespon---------- Hilangnya kepekaan------------------------------------------- ayat 35a.
Tak bertanggung jawab--------- Hilangnya kepandaian dan kebijaksanaan----------------------------- ayat 35b.
Hikmat mengenal keadaan yang benar akan alkohol. Kepandaian memperhitungkan konsekuensi kelebihannya (ayat 33-35). Kebijaksanaan merencanakan: ‘Cukup, cukup!’
Sumber hikmat adalah Tuhan. Karena TUHANlah yang memberikan hikmat. Amsal 2:6
Hikmat yang dari atas Yakobus 3:17
Harus dicari. Carilah dia seperti perak, seperti mencari harta yang tersembunyi. Amsal 2:4.
Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. 1 Korintus 12:31
Dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. 1 Korintus 12:8
Hikmat datang sebagai jawaban doa.
Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Yakobus 1:5-8
Kerajaan Surga adalah mutiara yang sangat berharga itu (Mat.13:46).
Hikmat seharusnya dihargai seperti:
Karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya. Amsal 3:14-15.
Tidak ada komentar: HIKMAT - KEPANDAIAN - PENGERTIAN
Posting Komentar