TEORI EVOLUSI

Tidak ada komentar
loading...
Direktori Belajar Ilmu -
TEORI EVOLUSI

BAB I
PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang

            Evolusi adalah merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya membuka gulungan atau membuka lapisan, kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris evolution yang berarti perkembangan secara bertahap artinya bahwa evolusi adalah perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu individu/spesies yang menghasilkan perkembangan spesies baru.
      Pada teori evolusi berpendapat bahwa terjadi perubahan pada makhluk hidup menyimpang dari struktur awal dalam jumlah yang banyak beraneka ragam dan kemudian menyebabkan terjadinya dua kemungkinan. Yang pertama adalah makhluk hidup yang berubah akan mampu bertahan hidup dan tidak punah disebut juga dengan istilah evolusi progresif, sedangkan kemungkinan/opsi yang kedua adalah makhluk hidup yang berubah/berevolusi tadi gagal bertahan hidup dan akhirnya punah atau disebut dengan evolusi regresif.

 B.     Tujuan

            Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dengan jelas masalah teori evolusi dan bagaimana asal usul kehidupan mulai terciptanya kita , sehingga kita menjadi mahluk yang berbeda dan memilki perubahan dalam kehidupan ini. Selain itu, makalah ini juga di harapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas bagaimana penjelasan evolusi kehidupan kita, sebagai mahluk.

 C.    Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Teori Evolusi?
2. Siapakah tokoh yang mengemukakan teori evolusi?
3. Apakah faktor pendukung perkembangan teori evolusi?
4. Apa saja fakta yang menentang teori evolusi?
5.Apa yang menyebabkan keruntuhan teori Evolusi?






BAB II
PEMBAHASAN
 A.PENGERTIAN EVOLUSI     
  
            Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari satu generasi ke generasi selanjutnya, dan biologi evolusioner mempelajari bagaimana evolusi ini terjadi. Pada setiap generasi, organisme mewarisi sifat-sifat yang dimiliki oleh orang tuanya melalui gen. Perubahan (yang disebut mutasi) pada gen ini akan menghasilkan sifat baru pada keturunan suatu organisme.

            Pada populasi suatu organisme, beberapa sifat akan menjadi lebih umum, manakala yang lainnya akan menghilang. Sifat-sifat yang membantu keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme akan lebih berkemungkinan berakumulasi dalam suatu populasi daripada sifat-sifat yang tidak menguntungkan. Proses ini disebut sebagai seleksi alam. Penghasilkan jumlah keturunan yang lebih banyak daripada jumlah orang tua beserta keterwarisan sifat-sifat ini merupakan fakta tambahan mengenai kehidupan yang mendukung dasar-dasar ilmiah seleksi alam. Gaya dorong seleksi alam dapat terlihat dengan jelas pada populasi yang terisolasi, baik oleh karena perbedaan geografi maupun mekanisme lain yang mencegah pertukaran genetika. Dalam waktu yang cukup lama, populasi yang terisolasi ini akan menjadi spesies baru

B. TOKOH PENCETUS TEORI EVOLUSI

            Beberapa tokoh yang mengemukakan teori evolusi adalah Lamarck, Charles Darwin, dan August Weismann.
1.      Lamarck

            Lamarck melakukan pengamatan terhadap fenomena dialam. Lamarck berpendapat bahwa perubahan yang terjadi pada organ hewan disebabkan karena beradaptasi dengan perubahan dialam.
   
            Lamarck memberikan contoh pada leher yang panjang pada Jerapah. Menurut Lamarck pada mulanya semua jerapah berleher pendek, namun karena sering digunakan untuk untuk menjangkau daun-daun muda dipohon yang tinggi, lama kelamaan leher jerapah memanjang. Pemanjangan leher ini lalu diturunkan pada keturunannya. Pendapat Lamarck berbeda dengan Darwin.
 

2.      Charles Darwin

            Menurut Darwin, pada mulanya memang afa jerapah yang berleher pendek dan panjang . Jerapah berleher pendek tidak mampu bertahan hidup karena tidak bias menjangkau daun dipohon yang tinggi, sedangkan jerapah yang berleher panjang mampu bertahan hidup dan menurunkan sifat tersebut kepada keturunannya.
    
            Pendapat Charles Darwin tercantum dalam buku yang diberinya judul “on spesies by means of Natural Selections” & “the descent of man (1857)”. Buku “on the spesies by means of Natural Selections” diterbitkan pada tanggal 24 november 1859.
      
            Berawal dari pengamatannya, pemikiran Darwin mengenal adanya variasi mulai berkembang. Darwin kemudian memperoleh ide tentang evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok pikirannya, yaitu :

a.       Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapat diturunkan. Tidak ada dua individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar identik).
b.      Setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap makhluk hidup mampu berkembang biak. Untuk berkembang biak perlu adanya makanan yang cukup. Dan jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak daripada yang dapat bertahan hidup.
c.       Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus.
d.      Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan hidup.
e.       Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.
 f.Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadap lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam akhirnya akan mengubah sifat dalam populasi, bahkan menghasilkan spesies baru.


3.      August Weismann

            Teori Darwin sangat mempengaruhi perkembangan prinsip seleksi alam. Weismann mencoba menerapkan Teori Darwin dalam peristiwa genetika.
Weismann berpendapat bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Ia membuktikan pendapatnya dengan mengawinkan dua tikus yang dipotong ekornya. Hingga generasi ke-21, semua tikus tadi berekor panjang.

Weismann menyimpulkan bahwa :
a.       Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kegenerasi berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa teori lamarck tidak benar.
b.      Evolusi adalah masalah pewarisan gen-gen melalui sel kelamin atau evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.


C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI EVOLUSI
     Faktor – faktor yang mempengaruhi evolusi adalah, sebagai berikut :

1.      Perkawinan Tak Acak
Pada kenyataannya, tidak ada perkawinan yang benar-benar acak. Perkawinan umumnya dipengaruhi faktor pilihan. Misalnya : burung merak betina lebih memilih merek jantan dengan bulu ekor yang besar dan indah, dan manusia cenderung mengembangkan hewan atau tumbuhan yang mengguntungkan sehingga akan terjadi kepunahan pada suatu spesies.

2.      Migrasi
Suatu spesies dapat terasing dari spesies-spesies sesamanya & hidup didaratan yang berbeda karena dipisahkan oleh suatu larutan, misalnya apa yang terjadi pada sejenis kumbang (Xylocopa nobilis) yang hidup dipulau sangihe. Bila Xylocopa nobilis dari pulau sangihe bermigrasi kedaerah manado dan terjadi perkawinan antara xylocopa dari pulau sangihe dengan Xylocopa dari manado, maka akan terjadi perubahan gen pada generasi berikutnya, Sehingga dapat diartikan bahwa migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu bioma kebioma yang lain (Bioma adalah sekelompok hewan atau tumbuhan yang tinggal disuatu lokasi geografis tertentu).

3.      Hanyutan Genetik (ingsut genetik)
    Hanyutan genetik merupakan perubahan frekuensi alel dari satu generasi kegenerasi berikutnya yang terjadi karena alel pada suatu keturunan merupakan sample acak (random sample) dari orang tuanya, selain itu ia juga terjadi karena peranan probatilitas (kemungkinan) dalam penentuan apakah suatu individu akan bertahan hidup dan berproduksi atau tidak.
Salah satu sebab dari hanyutan genetika adalah founder effect. Founder, yang dalam bahasa inggris berarati penemu atau pendiri mengacu pada sekelompok individu yang menempati tempat baru dan membentuk koloni tersendiri. Bottleneck effect juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya hanyutan genetika. Hal ini terjadi jika banyak anggota populasi yang mati dan sisanya saling kawin hingga jumlah populasinya kembali seperti semula.
Hanyutan genetika dapat berakibatkan buruk jika terjadi penurunan variasi gen. Penurunan variasi gen menyebabkan suatu populasi menjadi rentan terhadap kepunahan apabila terjadi perubahan lingkungan atau gaya hidup.

4.      Seleksi Alam
Seleksi alam merupakan proses dimana mutasi genetik yang meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi atau tetap/lebih umum dari generasi yang satu kegenerasi yang lain pada suatu populsi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang terbukti sendiri karna :
- variasi terwariskan terdapat pada dalam populasi organisme
-organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
-keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya dalam bertahan dan berproduksi.

5.      Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA) baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi gen merupakan perubahan struktur kimiawi dari gen yang terjadi tanpa atau karena pengaruh faktor luar alami buatan.

6.      Rekombinasi dan Seleksi
Rekombinasi genetik adalah proses pemutusan seunting bahan genetik (biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan dengan molekul DNA lainnya. Rekombinasi genetik berlangsung melalui perkawinan dan dapat menimbulkan perubahan gen pada generasi berikutnya. Percobaan seleksi yang dilakukan W.L Johannsen tahun 1905 pada biji kacang merah kecil dan biji kacang merah besar yang ditanam pada kondisi tanah yang sama menghasilkan biji-biji yang besarnya bervariasi. Berdasarkan hasil percobaannya, Johannsen mengambil kesimpulan bahwa seleksi alam dan lingkungan tidak berpengaruh pada proses tejadinya variasi baru, karena kacang berbiji besar selalu menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang sama dengan induknya, begitu juga dengan kacang yang berbiji kecil.






D. Bantahan-bantahan terhadap teori evolusi
           
            Pada masa modern saat ini teori evolusi tidak berkembang begitu pesat seperti masa Darwin. Teori evolusi mengalami kemunduran, dan bahkan kebuntuan. Pada saat ini banyak ilmuwan yang sudah menentang teori tersebut. Hal itu dikarenakan para ilmuwan saat ini sudah memiliki pemikiran yang kritis. Mereka melakukan berbagai penelitian untuk mengoreksi teori dan hukum yang sudah ditemukan oleh ilmuwan pada zaman dulu. Teori evolusi pun tidak luput dari pengoreksian para ilmuwan saat ini. Bahkan bisa dikatakan kalau teori evolusi adalah teori yang paling sering dikoreksi oleh para ilmuwan. Dari pengoreksian tersebut, para ilmuwan telah menyatakan pendapat atau lebih tepatnya bantahan mereka terhadap teori evolusi. Bukan hanya satu atau dua bagian dari teori evolusi, tetapi hampir semua bagian dari teori tersebut telah dibantah.

Bantahan-bantahan tersebut antara lain dari:

1.    Catatan fosil.

Kendala utama dalam membuktikan teori evolusi selama ini adalah catatan fosil. Catatan fosil belum pernah mengungkapkan jejak-jejak jenis peralihan hipotesis Darwin. Ketika lapisan bumi dan catatan fosil dipelajari, terlihat bahwa semua makhluk hidup muncul bersamaan. Lapisan bumi tertua tempat fosil makhluk hidup ditemukan adalah Kambrium, yang diperkirakan berusia 500-550 juta tahun.

Catatan fosil memperlihatkan, makhluk hidup yang ditemukan pada lapisan bumi periode Kambrium muncul dengan tiba-tiba..
     
2.      Protein menggugat teori kebetulan

Jika kita berbicara tentang sel, maka kita tidak bisa meniggalkan satu bahasan utama yaitu protein. Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan kecil yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul ini merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri dari lima puluh asam amino, tetapi ada beberapa protein yang terdiri dari ribuan asam amino. Teori evolusi yang menyatakan bahwa semua terjadi secara kebetulan tidak bisa menjelaskan tentang keteraturan struktur protein. Protein terlalu rumit untuk dijelaskan dengan teori kebetulan. Pembentukan protein secara kebetulan sangatlah tidak mungkin. Hal ini telah dibuktikan dengan perhitungan statistik. Dan hasilnya perhitungan ini menghasilkan “probabilitas nol” atau mustahil.
E.Runtuhnya Teori Evolusi
           
            Teori evolusi yang telah bertahan selama 150 tahun akhirnya runtuh. Perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang biologi adalah salah satu penyebabnya. Biologi saat ini telah berkembang begitu pesat. Bahkan dalam perkembangannya biologi berhasil mengungkap berbagai permasalahan mengenai makhluk hidup. Permasalahan yang pada masa Darwin belum bisa dijawab kini telah terjawab. Tapi seperti yang sudah dijelaskan di atas, berkembangnya ilmu biologi justru menjadikan teori evolusi semakin terpojok dan akhirnya runtuh. Teori evolusi tidak tiba-tiba runtuh. Tetapi keruntuhan teori ini disebabkan adanya berbagai pertanyaan yang tidak mampu terjawab oleh tokoh evolusi hingga saat ini. Beberapa pertanyaan tersebut antara lain:

1.             Mengapa pernyataan “genom manusia 99%  sama dengan genom kera” tidak benar?
Banyak sumber yang menyatakan bahwa manusia dan kera memiliki kesamaan sebesar 99% dalam informasi genetik keduanya. Pernyataan ini adalah pernyataan yang menyesatkan. Sebuah studi di tahun 2002 Sebuah studi di tahun 2002 mengungkapkan bahwa propaganda evolusionis dalam perihal ini adalah sepenuhnya tidak benar. Pernyataan evolusionis ini terutama terpusat pada simpanse, dan menyatakan bahwa jenis kera inilah yang terdekat dengan manusia, dan oleh karena itu terdapat hubungan kekerabatan di antara keduanya.

Manusia dan simpanse tidaklah "99% sama" seperti kata dongeng evolusionis. Kesamaan genetis ternyata tak sampai 95%.Ahli biologi dari California Institute of Technology yang bernama Roy Britten berkata dalam sebuah studi bahwa cara baru pembandingan gen memperlihatkan bahwa kesamaan genetis antara manusia dan simpanse hanyalah 95%. Britten mengambil kesimpulan ini berdasarkan sebuah program komputer yang membandingkan 780.000 dari 3 miliar pasang basa dari heliks DNA manusia dengan yang ada pada simpanse. Ia menemukan lebih banyak ketidakcocokan daripada yang ditemukan para peneliti sebelumnya, dan menyimpulkan bahwa sedikitnya 3,9 persen basa DNA adalah berbeda.

2.             Mengapa pernyataan bahwa dinosaurus berevolusi menjadi burung adalah mitos tidak ilmiah?

Teori evolusi menyatakan bahwa nenek moyang dari burung adalah dinosaurus. Pernyataan ini memunculkan dua pertanyaan yang harus dijawab. Pertama, "bagaimana dinosaurus mulai menumbuhkembangkan sayap?".Kedua, "mengapa tidak ada jejak perkembangan semacam itu dalam catatan fosil?". Ada dua teori yang diajukan oleh tokoh evolusi dalam masalah ini. Teori yang pertama disebut teori kursorial.
Menurut teori ini, dinosaurus berubah menjadi burung dengan cara melompat dari tanah ke udara untuk menangkap serangga terbang. Sedangkan teori yang kedua disebut teori arboreal. Menurut teori arboreal dinosaurus yang hidup di dahan pepohonan berubah menjadi burung karena berusaha melompat dari dahan ke dahan. Tetapi kedua teori tersebut tetap saja tidak bisa digunakan sebagai jawaban atas pertanyaan diatas. Untuk menutupi hal itu para tokoh evolusi mengajukan sebuah makhluk yang disebut archaeopteryx. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, archaeopteryx dianggap sebagai bentuk peralihan antara burung dan dinosaurus.

Tetapi, kajian terakhir atas fosil archaeopteryxmenunjukkan bahwa penjelasan ini tidak memiliki dasar ilmiah. Archaeopteryx bukan bentuk peralihan, melainkan spesies burung yang sudah punah, yang tidak jauh berbeda dengan burung modern. Studi lanjutan mengenai fosil archaeopteryxtelah menjatuhkan landasan teori evolusi yang mengatakan bahwa dinosaurus berevolusi menjadi burung. Kajian terbaru mengenai burung unta juga ikut menggugurkan dongeng burung-dino.

3.             Bagaimana struktur tubuh hewan purba meruntuhkan teori evolusi?

Dalam catatan fosil, makhluk hidup membentuk untaian atau rantai. Bila kita perhatikan rantai ini dari makhluk paling purba sampai yang paling muda, tampaklah bahwa makhluk hidup muncul dalam bentuk mikroorganisme, hewan laut tak bertulang belakang (invertebrata), ikan, amfibi, reptil, unggas, dan mamalia. Pendukung teori evolusi membahas rantai ini dengan penuh praduga, sambil berupaya menyajikannya sebagai bukti teori evolusi. Mereka menyatakan bahwa makhluk hidup berkembang dari bentuk sederhana menuju bentuk yang lebih kompleks, dan selama proses ini berlangsung, beraneka ragam makhluk hidup pun tercipta. Perkembangan makhluk hidup dari bentuk primitif ke bentuk kompleks adalah praduga evolusionis yang tak benar sedikit pun. Profesor biologi asal Amerika, Frank L. Marsh, yang mengkaji pernyataan kaum evolusionis, dalam bukunya Variation and Fixity in Nature menyatakan makhluk hidup tak dapat disusun dalam sebuah urutan yang senantiasa bersambung tanpa putus dari bentuk sederhana ke bentuk rumit.

Banyak fosil dari hewan purba yang bisa dijadikan fakta untuk meruntuhkan teori evolusi. Salah satu contoh hewan purba yang sangat berpengaruh dalam keruntuhan teori evolusi adalah trilobita. Trilobita yang termasuk filum Arthropoda, adalah makhluk sangat rumit dengan cangkang keras, memiliki tubuh yang bersendi, dan organ-organ kompleks. Hewan ini memiliki mata yang sangat rumit. Mata trilobita terdiri atas beratus-ratus faset kecil, yang masing-masing terdiri atas dua lapisan lensa. Begitu juga dengan lalat yang memiliki mata juga rumit. Dan butuh insinyur yang handal dan kreatif pada saat ini untuk bisa mengembangkan mata seperti itu. Sehingga kedua hewan ini sudah bisa digunakan sebagai dasar untuk meruntuhkan teori evolusi. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa makhluk hidup tidak berkembang dari bentuk sederhana ke bentuk yang kompleks. Pada saat pertama kali muncul, makhluk hidup sudah teramat kompleks.

      
4.             Mengapa peristiwa metamorfosis bukanlah bukti kebenaran teori evolusi?

Metamorfosis adalah proses perkembangan yang dilakukan oleh beberapa makhkuk hidup. Metamorfosis biasanya terjadi pada serangga. Mereka yang tak begitu memahami biologi, serta mereka yang mendukung teori evolusi, kadang-kadang mencoba menggambarkan proses itu sebagai bukti evolusi. Sumber-sumber yang menyatakan metamorfosis sebagai "contoh evolusi" adalah omong kosong. Hal ini merupakan hasil propaganda dangkal dan sempit, yang bertujuan menyesatkan mereka yang kurang paham tentang perihal ini, pendukung evolusi yang masih baru, serta guru-guru biologi Darwinis yang tidak benar-benar tahu masalahnya.Metamorfosis merupakan proses yang sudah direncanakan, dan tidak ada kaitannya dengan mutasi ataupun faktor kebetulan. Metamorfosis tidaklah disebabkan oleh kebetulan. Penyebab proses ini adalah data genetis yang sudah menjadi bagian terpadu makhluk tersebut sejak lahir.Penelitian ilmiah terakhir tentang metamorfosis telah menunjukkan bahwa peristiwa metamorfosis adalah proses rumit yang dikendalikan oleh beberapa gen yang berlainan.Yang terjadi dalam peristiwa metamorfosis adalah irreducible complexity (kerumitan tak tersederhanakan).

Proses metamorfosis terjadi melalui keseimbangan dan pewaktuan hormon yang sangat teliti, yang dipengaruhi oleh beragam gen. Kesalahan terkecil sekali pun akan mengakibatkan kematian makhluk hidup tersebut. Oleh sebab itu, tidak mungkin proses serumit ini dapat terjadi secara kebetulan dan bertahap. Karena kesalahan sekecil apa pun akan mengakibatkan kematian hewan tersebut. Sehingga mustahil menjelaskan peristiwa ini dengan mekanisme "trial and error" (coba-coba) atau seleksi alam, seperti pendapat evolusionis. Tidak ada satu pun makhluk yang dapat bertahan berjuta-juta tahun, untuk menunggu bagian tubuh yang diperlukannya muncul secara kebetulan.





5.             Mengapa DNA tidak mungkin dijelaskan sebagai sebuah “kebetulan”?

Seperti yang sudah kita ketahui, DNA adalah sebuah materi yang membawa kode genetik. DNA berisi informasi genetik yang berperan dalam pewarisan sifat. DNA dari satu sel manusia saja sudah berisi informasi yang cukup untuk mengisi ensiklopedi yang terdiri dari sejuta halaman. Kita tidak mungkin habis membacanya dalam seumur hidup. Jika seseorang mulai membaca satu kode DNA per detik, tanpa henti, sepanjang hari, setiap hari, akan diperlukan waktu 100 tahun. Sebab, ensiklopedia tersebut berisi hampir tiga miliar kode yang berbeda-beda. Jika kita tulis semua informasi DNA pada kertas, maka panjangnya akan membentang dari Garis Katulistiwa mencapai Kutub Utara.

Ini berarti sekitar 1000 jilid buku, cukup untuk mengisi sebuah perpustakaan yang besar. Lebih dari itu, semua informasi ini terkandung dalam inti setiap sel. Artinya, bila setiap individu terdiri dari sekitar 100 triliun buah sel, maka akan terdapat 100 triliun versi dari perpustakaan yang sama.

Sisi menarik lainnya adalah semua makhluk hidup di planet ini telah diciptakan menurut paparan kode yang ditulis dalam bahasa yang sama ini. Tidak ada bakteri, tumbuhan ataupun hewan yang tercipta tanpa DNA. Terlihat jelas bahwa seluruh kehidupan muncul sebagai hasil berbagai pemaparan yang menggunakan satu bahasa, dan berasal dari sumber pengetahuan yang sama.Hal ini membawa kita kepada satu kesimpulan yang jelas. Semua kehidupan di bumi, hidup dan berkembang biak menurut informasi yang diciptakan oleh satu kecerdasan tunggal. Hal ini menjadikan teori evolusi sama sekali tak berarti. Sebabnya, dasar teori evolusi adalah "kebetulan", sedangkan peristiwa kebetulan tidak mampu menciptakan informasi.













                                                                    BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan   
1.      Teori eolusi adalah sebuah paham materialisme yang berkembang pada masa Darwin       dan saat ini masih digunakan.
2.      Perkembangan teori evolusi pada masa Darwin sangat pesat, tetapi saat ini telah banyak ilmuwan yang membantah teori tersebut.
3.      Terdapat banyak pernyataan yang tidak rasional dalam teori evolusi.
4.      Teori evolusi telah dibantah ole banyak ilmuwan saat ini.
5.      Runtuhnya teori evolusi disebabkan banyaknya pertanyan yang tidak mampu dijawab oleh para evolusionis.


Saran
           
            Ilmu adalah sesuatu yang sangat berharga. Setiap manusia berusaha untuk mencari ilmu. Terdapat bermacam teori yang bsa dijadikan sebagai ilmu. Salah satunya adalah teori evolusi. Tetapi teori evolusi ternyata menyimpan banyak ketidakrasionalan di dalamnya. Teori ini sebenarnya tidak di dasari oleh penelitian. Pendapat para ahli evolusi hanyalah manioulasi ilmiah. Terdapat banyak ketidakrasionalan dalam teori evolusi. Kita sebagai seseorang yang mencari ilmu tidak bisa boleh begitu saja menerima hal tersebut. Kita harus meneliti sebuah teori sebelum mengaplikasikannya dalam kehidupan.















DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar: TEORI EVOLUSI

Blog Archive